TANJUNG REDEB - Tau terlena dengan pandemi yang melandai saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kembali rencanakan gelar operasi yustisi.
Disebut Kepala BPBD Berau Thamrin, tujuan utama dalam operasi tersebut tentu untuk mengingatkan masyarakat untuk tidak abai dalam menerapkan protokol kesehatan (Prokes) khususnya dalam hal penggunaan masker saat beraktivitas di luar rumah, meski tambahan kasus Covid-19 baru tergolong rendah.
“Kami sudah rencanakan untuk kembali melaksanakan operasi yustisi, ini upaya kami agar masyarakat tetap ingat akan prokes. Walaupun saat ini kasusnya melandai, tapi kita harus tetap waspada,” sebutnya.
Adapun sasaran operasi yustisi tentu di antaranya tempat-tempat yang memang kerap dikunjungi masyarakat, adapun pelaksanannya pihaknya masih menunggu penandatanganan izin dari ketua satgas dalam hal ini bupati Berau.
“Untuk kapan pelaksanaannya akan kami rahasiakan, kegiatan itu bisa sewaktu-waktu kami laksanakan, meski nantinya juga sanksi yang diberikan hanya bersifat teguran,” ujarnya.
Menurutnya Thamrin juga, saat ini tingkat kesadaraan masyarakat khususnya dalam menggunakan masker sudah cukup baik namun pihaknya masih menemukan masih ada beberapa warga yang kurang disiplin tidak mengindahkan aturan tersebut.
“Secara umum masyarakat kita sudah lebih banyak yang memakai masker dibanding yang lalai, inilah yang kita terus edukasi mereka agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan,
Selain itu sebutnya juga, saat ini pihaknya juga tengah menunggu instruksi dari pemerintah pusat dalam hal mempersiapkan libur natal dan tahun baru (nataru), di mana hal itu juga bergantung pada status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) suatu daerah.
Namun dipastikannya, jika memang seluruh objek wisata boleh dibuka di momen itu, tentu pihaknya akan menyiagakan tim untuk memantau pendatang yang masuk.
“Di kecamatan kan kita punya satgas, tentu saat objek wisata boleh dibuka termasuk masyarakat diperbolehkan untuk merayakannya mereka akan disiagakan. Ketika nanti ada suatu daerah yang terjadi tambahan kasus cukup tinggi, bukan tidak mungkin untuk ditutup lagi,” pungkasnya. (*/sam)