Di Rumah Sakit Ini, Cuma Tersisa Satu Pasien Covid-19 yang Dirawat

- Kamis, 21 Oktober 2021 | 20:03 WIB
PASIEN COVID-19: Tim Covid-19 RSUD dr Abdul Rivai saat melakukan penanganan terhadap pasien Covid-19.
PASIEN COVID-19: Tim Covid-19 RSUD dr Abdul Rivai saat melakukan penanganan terhadap pasien Covid-19.

TANJUNG REDEB – Penyebaran Covid-19 di Kabupaten Berau mulai menurun. Sejumlah kecamatan pun mulai berstatus zona kuning hingga hijau. Bahkan, saat ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai hanya merawat satu pasien Covid-19.

Dokter spesialis paru RSUD dr Abdul Rivai, dr Robert Naiborhu mengatakan, pasien yang dirawat saat ini merupakan anak di bawah umur. Keluarganya yang merupakan kontak erat dengan pasien pun, turut membantu dalam merawat.

Melihat kondisi sekarang, dirinya sontak menceritakan ‘perjuangan’ tenaga medis selama pandemi ini. Karena kondisi sekarang sama seperti beberapa bulan lalu, saat klaster awal pandemi mereda. Bahkan, saat itu tidak ada pasien yang dirawat.

“Dulu tenaga kesehatan kurang, sulit mencari tenaga tambahan. Karena Covid-19 ini merupakan penyakit yang dihindari,” katanya.

Diakui Robert, selama pandemi ini, pihaknya sebagai petugas covid tak hanya mendapat tugas yang berat, melainkakn juga mendapat tekanan mental dari lingkungan sekitar. Karena dicurigai bisa menyebarkan penyakit.

Saat mencari tenaga medis untuk menjadi bagian tim Covid-19 rumah sakit. Dirinya mengungkapkan, hampir semua nakes yang lulus sekolah, enggan bekerja sebagai tim Covid-19. Alasannya pun beragam. Meskipun hingga akhirnya ada beberapa lulusan akademi kesehatan mendaftar menjadi relawan.

“Kami berterima kasih besar saat itu atas kerelaan mereka membantu kami,” ujarnya dengan masih mengenakan pakaian.

Ia melanjutkan, selama pandemi ini hampir 24 jam timnya bekerja untuk melayani dan menangani pasien Covid-19. Bahkan, terjalin hubungan erat antara perawat dan pasien.  

Tidak sedikit, pasien yang telah sembuh mengirimkan foto dan makanan, dengan ucapan terima kasih. “Itu jadi penguat kami selama ini,” bebernya.

Saat pandemi ‘mengamuk’ pada Juli lalu. Robert mengungkapkan, banyak pasien yang masuk dengan keadaan sangat berat. Dokter dan nakes pun menjadi tertekan. Ditambah banyak petugas terpapar satu persatu.

“Saya merasa sedih dan tekanan mental berat. Saat pasien datang dengan keadaan yang sangat kritis dan sudah lanjut usia, dan akhirnya meninggal di tempat perawatan,” ujarnya.

“Kami tidak peduli omongan miring mengenai kami petugas atau tanggapan mengenai penyakit covid, kami tetap merawat orang yang sakit,” tambahnya.

Saat gelombang kedua pandemi ini, ia dan timnya dihadapkan pasien yang mayoritas sudah dalam keadaan ‘terlambat’ penanganan. Sehingga membutuhkan O2 (oksigen) tinggi.

“Syukurlah saat ini kasus sudah menurun dan masyarakat mulai kembali melakukan aktivitas kembali,” tuturnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X