Nur Fatin Syafika dan Dia Tri Utami adalah pasangan di class International 420 putri. Di beberapa kejuaraan mulai tingkat daerah hingga Asia, keduanya kerap menjadi andalan dan berhasil mengharumkan nama Berau dan Kaltim, dengan torehan prestasinya.
SUMARNI, Tanjung Batu
DI Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, Nur Fatin Syafika dan Dia Tri Utami, berhasil mencatatkan torehan yang tidak akan terlupakan. Pasalnya, keduanya berhasil meraih emas PON untuk pertama kalinya, sejak dipasangkan pada 2018 lalu.
Di ajang tersebut, pasangan yang akrab disapa Fika dan Diatri, meraih emas di nomor andalannya, yakni International 420 putri. Memang selain di PON, beberapa prestasi sudah banyak ditorehkan. Mulai dari kejuaraan terbuka hingga nasional. Jadi bukan tanpa alasan jika mereka diandalkan di ajang PON di Papua.
Bersama rekannya Diatri, Fika menceritakan perjuangannya saat mengikuti kejuaraan di PON Papua. Sebenarnya tak banyak menemui kesulitan, pasangan ini malah sangat percaya diri bisa memenangi perlombaan. Bukan hanya dari pribadi mereka, tapi orang-orang sekitarnya pun yakin bahwa pasangan ini mampu menjuarainya.
"Meski kami percaya diri bisa dalam lomba kemarin, dan orang-orang juga melihat kami itu bisa. Tapi kami tidak mau tinggi hati," ucap Fika kepada Berau Post, saat disambangi di pemusatan latihannya di Tanjung Batu, belum lama ini.
Hanya saja, diungkapkan Fika memang ada kekhawatiran tersendiri walaupun orang-orang menganggap pasangan ini sudah ‘menang’ di atas kertas. Pasalnya, latihan untuk persiapan yang hanya sekitar enam bulan, karena banyak terpotong larangan pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dirasa sangat kurang. Belum lagi melihat kontingen provinsi lainnya, yang tetap bisa berlatih di masa pandemi Covid-19.
"Kami mikir, mau sehebat apapun orangnya tapi kalau tidak latihan, pasti khawatir target lepas. Karena dengan latihan yang maksimal kita akan terbiasa dengan alat sendiri," jelasnya.
Jadilah saat melakoni race, ketika akan memulai start, timbullah rasa kekhawatiran yang berlebih dari pasangan ini. Sementara arahan dari pelatih harus bisa menjadi best start.
"Pas lomba halangannya ya angin kencang, cuma sudah terbiasa, dan sebenarnya itu sih salah satu tantangan kami sebelum tanding," terangnya.
Tetapi saat race, cuaca di pantai Hamadi, Jayapura, sangat mendukung pasangan ini berlayar hingga finis. Apalagi bisa lebih santai, karena bukan tanpa sebab, pasangan ini sering kali uji tanding dengan tim putra. Sehingga lebih berusaha lagi untuk mencatatkan waktu di depan pesaingnya.
"Jadi kalau pas latihan itu harus bisa di depan mereka terus, harus kalahkan laki-lakinya, jadi pas melakoni perlombaan seperti di Papua, sudah terbiasa dengan usaha yang ekstra. Alhamdulillah dilancarkan saja," katanya.
Menurut Fika, intensitas latihan digenjot dalam tiga bulan jelang masuk Pusat Pelatihan Daerah (Puslatda) atau sejak Juli hingga September. Di tiga bulan itu, keduanya mengaku ditempa dengan porsi latihan yang menguras tenaga. Sebab mereka memang ditarget mendapat emas.
Penggemblengan juga berlanjut ketika menjalani karantina di Puslatda. Sangat ketat, setiap hari latihan setengah hari di darat dan setengah hari di laut. "Intinya ketemu kasur malam saja. Terus bangun jam setengah 5, salat Subuh berjamaah. Setelah itu jogging, paling lambat pukul 08.30 Wita baru selesai. Dilanjut latihan fisik, baru setelahnya persiapan untuk sarapan,” katanya.
Usai sarapan, Fika dan Diatri bersama atlet layar lainnya, kembali bersiap untuk menjalani latihan di laut. “Tapi sebelum ke laut, mandi dulu, cuci pakain dulu. Setelah itu pergi ke tempat latihan jalan kaki setiap hari. Turun ke laut latihan sampai jam 5 sore. Habis itu naik ke darat jalan kaki lagi, malam baru briefing," lanjut Fika.
Namun, latihan keras yang dijalani akhirnya membuahkan hasil terbaik. Medali emas di nomor International 420 Putri.
Dengan prestasi yang dicatatkannya, Fika dan Diatri sudah mematok target pribadi mereka selanjutnya. Yakni emas di PON 2024 di Aceh nanti. "Harapannya, semoga PON di Aceh nanti bisa ikut lagi dan dapat sumbang medali emas," ujar Diatri. (bersambung/udi)