TANJUNG REDEB – Asisten II Sekretariat Kabupaten (Setkab) Berau Agus Wahyudi, menuturkan pengadaan 1.000 titik WiFi di Berau akan dimulai tahun depan. Pria yang juga menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Berau ini menjelaskan, pengadaan 1.000 titik WiFi memang tidak bisa dilakukan sekaligus. Namun secara bertahap yang dimulai tahun 2022. Menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah.
Dijelaskan, penyediaan fasilitas WiFi oleh pemerintah, untuk meningkatkan kualitas jaringan telekomunikasi di masyarakat. Karena akan diutamakan di destinasi wisata, serta kawasan perkotaan dan perkampungan yang telah terkoneksi jaringan telekomunikasi. “Tahun depan kita mulai itu pembangunannya,” ujarnya kepada Berau Post (8/11).
Ia mengatakan, pilihan terhadap destinasi wisata tentu membantu untuk pengembangan wisata di Bumi Batiwakkal – sebutan untuk Berau. “Karena ada beberapa daerah wisata yang belum full jaringannya seperti di Maratua. Itu juga kita akan up,” ucapnya.
Sementara untuk perkampungan yang belum terkoneksi jaringan telekomunikasi, Agus menuturkan kepala kampung bisa berperan dengan memanfaatkan Alokasi Dana Kampung (ADK), untuk membeli vsat atau stasiun penerima sinyal dari satelit. Vast yang dibeli menggunakan ADK, bisa dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK).
“Vsat itukan berbayar dengan pulsa. Jadi Pemkab yang nantinya akan membayar itu semua,” katanya.
Dengan adanya jaringan di perkampungan, Agus yakin perekonomian masyarakat akan meningkat pesat. Mengingat, saat ini banyaknya masyarakat yang memasarkan produk atau dagangan mereka memanfaatkan jaringan internet. “Online shop. Itu kan cukup menjamur di Berau,” katanya.
Dia menambahkan, program tersebut juga masuk dalam 18 program unggulan bupati dan wakil bupati Berau saat kampanye dulu.
Agus pun berharap, dengan penambahan fasilitas 1.000 titik WiFi, selain meningkatkan perekonomian masyarakat juga bisa meningkatkan promosi wisata di Berau. Diakuinya, memang banyak keluhan mengenai sulitnya jaringan telekomunikasi di beberapa objek wisata di Berau. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri dalam hal promosi.
“Iya, itu juga jadi perhatian kita. Maunya kita, wisatawan yang datang, bisa live di media sosial masing-masing. Jadi orang bisa melihat langsung keindahan wisata kita,” pungkasnya. (hmd/udi)