TANJUNG REDEB - Saat ini harga minyak goreng di pasaran melambung tinggi. Kondisi ini dipengaruhi karena stok minyak goreng menipis.
Kepala Perum Bulog Berau, Apriansyah, mengakui stok minyak goreng di gudang Bulog mengalami kekosongan sejak Juli lalu. Kondisi ini pun telah disampaikan ke pusat agar mendapat pasokan minyak.
Meski saat ini mengalami kekosongan, namun Apriansyah membantah jika minyak goreng di wilayah Kabupaten Berau mengalami kelangkaan. “Memang stok kami kosong, tapi tidak termasuk dikatakan langka. Masih ada stok di pasaran, hanya harganya cenderung mahal,” bebernya, Senin (8/11).
Menurutnya, penyebab utama kekosongan lantaran produksi masih terkendala bahan baku. Bahkan ia mendengar isu harga bahan baku minyak goreng juga cenderung tinggi.
Menurut Apri, jika stok terus-terusan kosong, dia khawatir akan ada lonjakan harga yang lebih tinggi. Seperti kasus harga gula yang pernah melonjak tahun lalu, tepat saat masa pandemi.
Untuk sementara, pihaknya berkoordinasi dengan dinas terkait. Jika harga tidak kunjung turun, pihaknya akan melakukan operasi pasar. Ia pun berharap stok minyak goreng di Perum Bulog Berau dapat terpenuhi.“Kami berupaya untuk menekan harga yang tinggi,” tutupnya.
Sesuai data Dinas Koperasi, Perdagangan dan Industri (Diskoperindag) Berau, mencatat harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di Kabupaten Berau hanya Rp 18 ribu per liter. Tetapi harga terbaru di pasaran per Minggu (7/11) kisaran Rp 30 sampai Rp 40 ribu per liter.
Kepala Diskoperindag Berau, Salim memastikan stok yang tersedia cukup memenuhi kebutuhan masyarakat hingga Kabupten Berau.“Hampir seluruh wilayah merata untuk harga minyak yang cenderung tinggi ini, yang terpasti kami upayakan agar stok tidak habis dulu. Kami akan cek lagi ke lapangan,” tandasnya. (aky/har)