Minta Digelar Pelatihan

- Selasa, 9 November 2021 | 19:40 WIB
POTENSI BESAR: Kecamatan Bidukbiduk mampu menghasilkan 20 ribu biji kelapa muda setiap tahunnya.
POTENSI BESAR: Kecamatan Bidukbiduk mampu menghasilkan 20 ribu biji kelapa muda setiap tahunnya.

BIDUKBIDUK – Besarnya potensi pengolahan nata de coco di Kecamatan Bidukbiduk, disadari oleh camat setempat, Abdul Malik. Namun, tidak adanya pelatihan terhadap warga, membuat potensi tersebut sulit dikembangkan.

Ia mengatakan, jumlah panen kelapa muda di Kecamatan Bidukbiduk mencapai 20 ribu biji dalam setahun. Tingginya jumlah produksi itu membuat potensi pengolahan nata de coco sangat besar di wilayahnya. “Potensinya besar, tapi pelatihannya belum ada,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, dulu pernah ada pelatihan pengolahan nata de coco terhadap warganya. Namun, hal tersebut sudah cukup lama. Sehingga ia pun berencana bersurat ke instansi terkait, untuk diadakan pelatihan   

“Penjualan memang masih standar, kita ada keinginan untuk meningkatkan perekonomian melalui UMKM itu,” jelas Abdul Malik.

Lebih lanjut, selain pengembangan nata de coco, Abdul Malik juga mengatakan, untuk street food bisa saja dilakukan di Bidukbiduk. Mengingat kawasan tersebut cukup ramai dengan pengunjung, namun masih kurang area untuk bersantai dan menyantap makanan.  

“Kalau sepanjang pantai tidak mungkin, kemungkinan akan difokuskan di satu kampung saja,” katanya.

Ia melanjutkan, kampung yang kemungkinan didorong untuk area street food adalah Giring-Giring, karena berada di tengah kecamatan. Selain itu, untuk jaringan internet di lokasi tersebut cukup bagus. Sehingga wisatawan bisa bersantai dan menikmati deburan ombak. “Kita dorong di sana dan akan ada pelatihan juga,” paparnya.

Dirinya mengatakan, potensi cukup terbuka lebar di Bidukbiduk, baik sektor wisata maupun olahan pangannya. Dengan adanya UMKM yang berkembang, ia yakin Bidukbiduk, bisa berkembang dengan pesat.

“Sumber Daya Alam (SDA) kita mendukung, baik perikanan, maupun sisi perkebunan. Bisa jadi oleh-oleh bagi masyarakat yang datang kesini (Bidukbiduk, red),” pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim Sri Wahyuni, mengunjungi Labuan Cermin di Bidukbiduk, beberapa hari lalu. Dalam kunjungan tersebut, ia melihat masyarakat bisa meningkatkan perekonomian melalui pengolahan hasil pertanian dan perkebunan yang potensial.

Sri mengatakan, banyak potensi yang bisa dikembangkan di Bidukbiduk, salah satunya adalah olahan nata de coco. Bahkan dalam proses pembuatannya, bisa menjadi salah satu bagian dari atraksi wisata dan menjadi oleh-oleh khas Bidukbiduk.

“Di sini banyak pohon kelapa, tapi hanya diolah standar. Padahal bisa dikembangkan menjadi nata de coco,” jelasnya kepada Berau Post.

Selain menjadi daerah tujuan wisata (DTW), banyak atraksi wisata yang bisa dilakukan di Bidukbiduk. Seperti mengembangkan pusat kuliner di tepi pantai, dengan tempat yang bersih dan penataan yang baik, serta menyajikan menu lokal sebagai unggulan.

“Itu bisa menarik wisatawan. Saat ini saya lihat belum ada,” paparnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB
X