Bos Garuda Belum Terima Instruksi

- Sabtu, 13 November 2021 | 19:49 WIB
MASALAH KEUANGAN: Persoalan yang terjadi di tubuh PT Garuda Indonesia membuat salah satu maskapai terbesar di Indonesia ini harus memangkas sejumlah penerbangannya, namun belum diketahui apakah rute Berau termasuk di antaranya.
MASALAH KEUANGAN: Persoalan yang terjadi di tubuh PT Garuda Indonesia membuat salah satu maskapai terbesar di Indonesia ini harus memangkas sejumlah penerbangannya, namun belum diketahui apakah rute Berau termasuk di antaranya.

TANJUNG REDEB - PT Garuda Indonesia berencana menutup 97 rute penerbangan mereka. Namun hal itu nampaknya bukan termasuk rute Berau.

Diwawancara via sambungan telepon GM Garuda Indonesia Cabang Berau Stanislaus Radityo, menyebut, hingga kemarin (12/11) pihaknya tidak ada menerima instruksi penghentian itu.

“Soal penghentian tergantung dari manajemen pusat yang mana saja. Tapi sejauh ini saya belum menerima hal itu,” ujarnya kepada Berau Post.

Hanya saja disebutnya, hingga kini Garuda Indonesia belum mengudara lagi di Berau sejak Juni lalu karena masih menunggu alokasi pesawat dari pusat.

“Tentunya kita berusaha ya. Bukan penutupan rute, tapi stop sementara, karena kemarin itu pandemi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Radit –sapaannya- mengungkapkan, dirinya belum tahu sampai kapan Garuda Indonesia kembali beroperasi di Berau, termasuk di momen libur natal dan tahun baru nanti.

Saat ini masih dalam proses negosiasi dengan pusat, mengingat 13 kecamatan di Berau juga kini sudah termasuk zona hijau.

“Tentu momen nataru dan status PPKM Berau akan menjadi pertimbangan yang baik. Kalau saya pribadi ingin segera terbang, biar ada persaingan harga,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui, pemangkasan rute itu telah diumumkan langsung Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, saat mengikuti rapat dengar pendapatan bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (10/11) lalu.

“Kalau tak untung kami tutup. Mohon maaf. Ini kami tegas termasuk ke Pemda dan Gubernur,” ungkapnya.

Rencananya, perseroan akan memangkas jumlah rute yang beroperasi dari 237 rute menjadi hanya 140 rute. Irfan mengaku, selama ini perseroan menanggung sejumlah rute-rute yang tidak menguntungkan. Bahkan hal itu menjadi salah satu penyebab faktor kerugian.

Irfan mengungkapkan, pendapatan yang diperoleh maskapai dari rute-rute tertentu ternyata tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan. Selain itu, maskapai negara dengan pelayanan penuh tersebut menilai juga ada dua jenis pesawat yang membuat perseroan merugi, yaitu Bombardier CRJ dan ATR.

Di sisi lain, Irfan menyebut, terdapat peluang bagi penambahan pendapatan perseroan yang berasal dari rute-rute yang memiliki volume kargo potensial meskipun minim penumpang.

Irfan mengatakan lebih jauh, tidak hanya pemangkasan rute dalam negeri seperti salah satunya Jakarta-Yogyakarta, pihaknya juga telah mengurangi secara masif penerbangan untuk rute internasional. Pada awal 2020, perusahaan memangkas rute penerbangan ke Amsterdam, London, dan Nagoya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X