Jadikan Kegagalan sebagai Pelajaran dan Motivasi

- Minggu, 14 November 2021 | 19:38 WIB
LEPAS TARGET: Regi menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Kaltim di PON XX Papua.
LEPAS TARGET: Regi menyumbangkan medali perunggu untuk kontingen Kaltim di PON XX Papua.

Kegagalan menyumbang medali emas di PON Papua, bukan akhir dari segalanya bagi Regi Rio Valdo. Kegagalan tersebut justru membuatnya semakin bersemangat mempersiapkan diri untuk bersaing tampil di PON 2024 mendatang di Aceh.  

SUMARNI, Tanjung Batu

REGI hanya mampu mempersembahkan medali perunggu di PON Papua beberapa waktu lalu. Padahal dirinya menjadi salah satu atlet yang diprediksi mampu menyumbang medali emas di class optimist putra. Bukan tanpa alasan, karena Regi sudah beberapa kali berhasil menyumbang medali emas dari sejumlah ajang yang  diikutinya.  

"Saya sudah berusaha keras semaksimal mungkin di PON tahun ini. Apalagi latihan kami selama ini bukan main-main. Karena latihan penuh hampir setiap hari hanya untuk persiapan PON," katanya ketika ditemui di Tanjung Batu, beberapa waktu lalu. 

Bukan Regi tidak menghadapi kendala-kendala saat lomba. Menurutnya selama melakoni race, Regi menjadi sadar bahwa keterampilan itu penting dimiliki seorang atlet. Karena diakuinya, saat race dirinya tidak mampu mengimbangi lawannya. Hal itu pun menjadi salah satu kesulitannya, sehingga berusaha untuk bisa mempertahankan medali perunggu. 

"Posisi saya hingga race keempat tidak bisa naik lagi. Nilai poin jauh. Terberat memang dari Papua dan Kepri (Kepulauan Riau). Belum lagi skill lawan lebih bagus dan meningkat, jadi susah mengimbangi," terangnya. 

Yang juga menjadi masalah lain baginya saat race, adalah  berat badannya sendiri. Ia memiliki bobot yang lebih berat dari target 55 Kg. Kelebihan bobot badan itu sangat menyulitkannya untuk mengimbangi perahu layarnya. 

"Kalau angin tidak terlalu mengganggu, anginnya bagus di sana (Pantai Hamadi Jayapura, Papua)," ucapnya.

Kegagalannya mempersembahkan emas bagi Kaltim, membuatnya kecewa. Apalagi di Papua merupakan pengalaman pertamanya menjajal PON. Tapi Regi bertekad untuk membalasnya PON Aceh 2024 mendatang. 

"Setelah ini pastinya akan berbenah lagi. Akan perbaiki yang kurang-kurang. Harus belajar dari pengalaman dan melihat lawan, bagaimana teknik main mereka," terangnya. 

Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Sasmirais dan Susilawati itu, juga tak ingin lama-lama dihantui rasa kekecewaannya. Bagi Regi, kegagalannya mencapai target emas bukan berarti akhir dari segalanya. Justru dijadikannya motivasi dan perbaikannya dirinya. 

Meski Regi spesialis class optimist putra sejak awal, tapi Ia bertekad untuk mencoba keberuntungannya di PON Aceh nanti dengan kelas berbeda. Yakni Internasional 420 atau biasa disebut INT 420 Putra. 

"Target main di Kasal Cup tahun ini di kelas INT 420 Putra, karena itu kejuaraan terdekat yang akan diikuti. Kelas yang sama juga akan saya coba di PON 2024 mendatang," beber lelaki kelahiran 2006 itu. 

Usia Regi yang baru menginjak 15 tahun, jelas masih membuka peluangnya untuk mengukir prestasi di kejuaraan-kejuaraan besar lainnya. Sehingga baik pengurus maupun pelatihnya, juga terus berupaya memoles kemampuan Regi di cabang layar ini. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X