Ekspor Kepiting Kena Dampak

- Minggu, 14 November 2021 | 19:48 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB – Belum dibukanya kembali rute penerbangan maskapai Garuda ke Kabupaten Berau. Berdampak pada ekspor kepiting di Bumi Batiwakkal-sebutan Berau.

Menurut Kepala Dinas Perikanan Berau, Tentram Rahayu, selama ini ekspor kepiting di Berau selalu memanfaatkan transportasi udara, yakni memakai maskapai Garuda. Sehingga, masih belum masuknya maskapai milik negara ke Bandara Kalimarau, membuat ekspor kepiting terkena dampaknya.

“Jumlah pastinya sulit diprediksi. Namun yang pasti menurun,” katanya saat diwawancarai Berau Post, Sabtu (13/11).

Selain tidak adanya penerbangan maskapai Garuda. Tidak adanya pelabuhan untuk pengiriman juga menjadi salah satu penyebabnya. Di mana selama ini produk kepiting Berau dikirim melalui jalur Tarakan dan Surabaya. “Semoga lah akan segera dibangun pelabuhan,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk melalui jalur darat, Tentram menyebut tidak memungkinkan. Karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga menyebabkan kepiting tersebut mati dalam perjalanan. Sedangkan beberapa konsumen membutuhkan kepiting segar yang masih hidup. “Kendalanya itu, pendataan juga sulit dilakukan,” ungkapnya.

Di sisi lain, untuk jenis ikan kerapu, ia menyebut pengirimannya dilakukan melalui laut. Yakni menggunakan kapal yang berasal dari Hongkong dan melalui Maratua. Dalam sekali muatan, biasanya mencapai 10 ton dan minimal 7 ton.

“Itu terbesar di Maratua sana untuk jenis kerapu. Serta sudah ada pembeli tetap lah kalau kerapu itu,” tuturnya.

Dirinya juga berharap agar Dinas Perikanan Provinsi Kalimantan Timur membuka unit pelaksana teknis (UPT) di Kampung Tanjung Batu. Agar memudahkan para pengusaha dan nelayan sekitar dalam mengurus perizinan. “Kami berharap secepatnya lah buka juga di Berau,” pungkasnya.

Diwartakan sebelumnya, PT Garuda Indonesia berencana menutup 97 rute penerbangan mereka. Namun hal itu nampaknya bukan termasuk rute Berau.

Diwawancara via sambungan telepon GM Garuda Indonesia Cabang Berau Stanislaus Radityo, menyebut, hingga kemarin (12/11) pihaknya tidak ada menerima instruksi penghentian itu.

“Soal penghentian tergantung dari manajemen pusat yang mana saja. Tapi sejauh ini saya belum menerima hal itu,” ujarnya kepada Berau Post.

Hanya saja disebutnya, hingga kini Garuda Indonesia belum mengudara lagi di Berau sejak Juni lalu karena masih menunggu alokasi pesawat dari pusat.

“Tentunya kita berusaha ya. Bukan penutupan rute, tapi stop sementara, karena kemarin itu pandemi,” ucapnya.

Lebih lanjut, Radit –sapaannya- mengungkapkan, dirinya belum tahu sampai kapan Garuda Indonesia kembali beroperasi di Berau, termasuk di momen libur natal dan tahun baru nanti.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X