Pembenahan Kawasan Kumuh Masih Sulit Terwujud

- Senin, 15 November 2021 | 19:58 WIB
TERKENDALA ANGGARAN: Minimnya anggaran yang ada, membuat rencana pembenahan permukiman di Jalan Yos Sudarso menjadi sulit terwujud dalam waktu dekat.
TERKENDALA ANGGARAN: Minimnya anggaran yang ada, membuat rencana pembenahan permukiman di Jalan Yos Sudarso menjadi sulit terwujud dalam waktu dekat.

TANJUNG REDEB – Rencana pembangunan turap Jalan Yos Sudarso masih belum bisa dilakukan mengingat anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau saat ini ‘tidak sehat’.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan, Penilitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Berau, Agus Wahyudi, menuturkan, untuk saat ini pembangunan sulit dilakukan, selain itu pasangan bupati saat ini juga fokus pada 18 program prioritas yang telah disusun.

“Kemampuan keuangan APBD masih minim. Jadi kita pending dulu sampai situasi keuangan membaik,” ujarnya kepada Berau Post, Minggu (14/11)

Ia mengatakan, meskipun anggaran untuk pembangunan sebesar Rp 260 miliar sudah tersedia, namun masih ada satu permasalahan lagi akan dihadapi, yakni konflik sosial terkait surat menyurat tanah.

“Kalau toh nanti kita akan memulai membangun kita akan memulai dengan masalah sosialnya dulu,” katanya.

Sebagaimana direncanakan, untuk tahap satu pengerjaan dilakukan dari ujung Tanjung atau dermaga ketinting Jalan Ahmad Yani hingga dermaga wisata Taman Sanggam. Dengan alokasi anggaran Rp 260 miliar, dan dikerjakan dengan sistem multi years contract (MYC).

“Cukup panjang makanya harus ada kesiapan anggaran yang memadai. Belum lagi biaya sosialnya,” tambahnya.

Namun disebutnya juga, rencana itu bukan menjadi satu-satunya opsi yang dimiliki Pemkab Berau dalam membenahi kawasan tersebut. Jika memang mengalami kebuntuan, akan dilaksanakan program permukiman di atas air dengan pendekatan ramah lingkungan.

“Seperti yang diterapkan di Kampung Baru, Balikpapan. Nanti dibuat instalasi pengolahan limbah komunal, jalan lingkungan dibuat tracking yang rapi,” bebernya.

Dengan konsep seperti itu, tidak ada konstruksi berat yang perlu dilakukan. Untuk pembuangan limbah dan jalan lingkungannya seperti yang ada ditracking mangrove, sehingga tidak ada reklamasi yang memakan biaya besar.

“Ini baru wacana bila dua persoalan krusial (anggaran dan masalah sosial, red) tidak bisa teratasi,” pungkasnya. (hmd/sam)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X