Tak Sia-Sia Korbankan Kuliah

- Kamis, 18 November 2021 | 18:39 WIB
BERJIBAKU: Marcel (merah) saat melakoni pertandingan dengan petarung asal Bali di PON XX Papua, beberapa waktu lalu.
BERJIBAKU: Marcel (merah) saat melakoni pertandingan dengan petarung asal Bali di PON XX Papua, beberapa waktu lalu.

Petarung dari cabang olahraga tarung derajat, Muhammad Marcel Ferdinoor, rela meninggalkan perkuliahan untuk menjadi bagian dari kontingen Kaltim di ajang PON XX di Papua, beberapa waktu lalu.

SUMARNI, Tanjung Redeb 

MARCEL harus memilih antara melanjutkan kuliah atau mengejar ambisinya menjadi bagian dari kontingen Kaltim di ajang PON. Pilihan yang berat memang. Karena untuk membuat keduanya bisa berjalan, sulit diwujudkan. Pihak kampus tempatnya menempuh pendidikan, sulit memberikannya dispensasi untuk mengikuti Pra-PON kala itu.

Untungnya perjuangannya tak sia-sia. Mascel yang memilih meninggalkan bangku kuliahnya, berhasil mempersembahkan medali perak di kelas tarung bebas putra 49,1-52 Kg, PON XX Papua.

Diakui Marcel, sebenarnya pilihan yang sulit baginya harus melepas perkuliahannya. Namun karena kecintaannya terhadap olahraga ini, dan di sisi lain juga ingin tampil di ajang bergengsi tersebut, sehingga setelah mengikuti PON kesehariannya hanya berlatih saja.

"Tanggung waktu itu, lagian masih semester satu. Tapi tetap saya utamakan pendidikan sehingga rencana kembali berkuliah di tahun depan," ujarnya.

Membuktikan kemampuannya di hadapan semua petarung-petarung hebat yang pastinya adalah terbaik yang dikirim setiap provinsi, tentu menjadi kebanggaan Marcel. Ia sangat bersyukur, karena pada akhirnya bisa menjadi salah satu atlet yang bisa bertanding di PON tahun ini. Pastinya rasa bangga dan senang tidak luput dirasakan oleh Marcel.

"Apalagi bertanding membawa nama Kaltim di PON adalah salah satu cita-cita saya mulai kecil," katanya.

Bukan hanya itu, ajang PON ini juga menjadi ajang perdana bagi Marcel bisa tampil selama dirinya menjadi atlet profesional. Apalagi bisa langsung memberikan medali. Tentu saja itu  membuatnya semakin sangat bersemangat dan berambisi saat tampil di PON tahun ini.

"Mungkin ya karena pandemi ini membuat kegiatan latihan semakin ribet menurut saya, dan waktu awal-awal jalani Training Center (TC). Beberapa rekan saya di tim ada yang terpapar Covid-19, dan itu sangat mengganggu sekali dalam kegiatan latihan," bebernya.

Pandemi Covid-19 diakuinya sangat menghambat proses latihan, dan saat bertanding juga diwajibkan menjalani swab antigen terlebih dahulu.

"Itu termasuk hal yang agak mengganggu, karena di swab setiap ingin masuk matras, kurang enak saja di hidung saya," jelasnya saat menceritakan pengalamannya kepada Berau Post.

Walau berhasil menyumbang perak, Marcel sebenarnya tetap merasa kecewa. Sebab diakuinya, ketika melawan petarung tuan rumah di final, banyak faktor non teknis yang merugikannya. "Semua itu dijadikan evaluasi pada diri saya sendiri, kalau ditanya siapa yang paling kecewa, pastinya saya pribadi dan pelatih," bebernya.

Melihat hasil di PON, pelatihnya sudah menyiapkan metode latihan yang lebih bagus lagi, dan tentunya dengan strategi yang lebih tajam lagi. "Tentunya saya juga harus terus berlatih dan memperbanyak strategi untuk event selanjutnya," tuturnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X