Masuk ke Derawan dan Maratua, Diusahakan Satu Pintu Masuk

- Selasa, 23 November 2021 | 19:46 WIB
TERPUSAT: Pemerintah berencana mengatur agar wisatawan yang masuk dari Kota Tarakan harus mampir di Pelabuhan Kampung Tanjung Batu, dan memanfaatkan transportasi masyarakat setempat.
TERPUSAT: Pemerintah berencana mengatur agar wisatawan yang masuk dari Kota Tarakan harus mampir di Pelabuhan Kampung Tanjung Batu, dan memanfaatkan transportasi masyarakat setempat.

TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Berau, Gamalis memastikan segera melakukan pembahasan terkait sistem satu pintu masuknya wisatawan ke daerah wisatawan di Kabupaten Berau khususnya di kawasan Kepulauan Derawan dan Maratua.

Sebenarnya menurut Gamalis, keinginan wisatawan menempuh jalur Tarakan merupakan pilihan masing-masing pengunjung. Namun hal itu disebutnya akan merugikan masyarakat Berau yang berprofesi sebagai pemandu wisata, maupun penyedia jasa transportasi. Karena itu Pemkab Berau mulai menerapkan sistem satu pintu itu.

"Speedboat dari Tarakan itu sebaiknya tidak nyelonong begitu saja masuk ke Pulau Maratua maupun ke Derawan. Jadi dari Tarakan setidaknya hanya sampai ke Tanjung Batu. Bongkar muat di sana, jadi terpakai speedboat kita," jelasnya.

Sama halnya di Pulau Derawan, mestinya wisatawan diturunkan di pelabuhan induk. Bukan di masing-masing resor, sehingga pengunjung bisa jalan-jalan lebih dulu di kampung.

"Kan di sepanjang jalan masyarakat menjual pernak-pernik. Harapannya kan ekonominya bisa berputar di situ. Rencana ini sebenarnya sudah lama dicanangkan, namun sejauh ini belum dijalankan," katanya.

Selain adanya regulasi, pengawasan di lapangan juga dinilai penting untuk memastikan hal itu benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Rencananya pengawasan akan dilakukan dengan bekerja sama dengan kampung setempat, maupun dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). "Ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Karena ini suatu hal yang penting juga untuk ditangani dan dicarikan solusinya.

Namun sebelum itu, kata Gamalis Pemkab dengan pengusaha pelaku bisnis pariwisata harus menentukan dulu pusat pemberhentiannya.

"Jadi kita harus memanggil para agen-agen (pengelola, red) wisata resor. Bicarakan dengan baik. Terserah mau satu pintu di mana. Jangan masing-masing, dari Tarakan langsung ke pulaunya. Kalau seperti itu kita tidak dapat apa-apa," terangnya.

"Jelas dari Pemasukan Asli Daerah (PAD) kita nggak dapat, retribusi nggak dapat, dari sisi kegiatan usaha masyarakat juga kita lepas. Jika dibiarkan begitu saja," sambungnya.

Baginya, persoalan ini harus segera ada keputusannya. Terlebih melihat  pariwisata saat ini mulai menggeliat kembali. Paling tidak katanya, tahun depan sudah bisa dimulai sistem satu pintu tersebut. "Saya dorong tahun depan bisa dimulai," ucapnya. (mar/sam)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X