TANJUNG REDEB - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, akan melakukan operasi pasar jelang Natal. Ini dilakukan untuk mengantisipasi melonjaknya harga minyak goreng.
Kepala Diskoperindag Berau, Salim mengatakan, kegiatan tersebut sudah lumrah dilakukan menjelang hari besar keagamaan. Pasar murah juga nantinya bertujuan untuk mengantisipasi adanya harga minyak goreng yang terlampau tinggi.
“Harga minyak goreng yang naik di pasaran telah menjadi persoalan se Indonesia. Kami juga telah melakukan pertemuan dengan pihak provinsi," ujarnya. “Sudah ada pertemuan dengan pihak pusat juga. Kalau masalah harganya ya memang bahan CPO sedang dibiarkan tinggi. Lantaran tahun sebelumnya harga CPO sangat rendah saat pandemi,” lanjutnya.
Berdasarkan data dari Diskoperindag Berau, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp 17 ribu per liter. Sedangkan per hari ini, harga minyak goreng mencapi Rp 19,5 ribu per liter.
Sementara stok saat ini sebanyak 576.104 liter. Namun Salim tidak bisa memungkiri bahwa ada saja pedagang yang menjual minyak goreng seharga Rp 21 ribu hingga Rp 23 ribu per liter. “Ini yang harus kami antisipasi,” ujarnya. “Bahkan dari pantauan kami, ada yang menjual mencapai Rp 44 ribu per liter. Padahal ada HET yang sudah ditentukan,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya. Melonjaknya harga minyak goreng juga dipengaruhi permasalahan ongkos kirim dari luar yang meningkat. Salim menjelaskan per satu kontainer dari harga Rp 15 juta meningkat menjadi Rp 21 juta. Hal itu mempengaruhi harga kebutuhan di pasaran. “Ya kita coba untuk gelar pasar murah dan cek stok lagi di akhir November ini,” tutupnya. (mar)