VIRAL..!! Santriwati Itu Bukan Diculik, Tapi Kabur dari Pesantren

- Sabtu, 27 November 2021 | 19:36 WIB
MINTA MAAF: NHH (12) bersama orangtuanya, meminta maaf akibat membuat heboh masyarakat, dengan mengaku diculik dan dilecehkan.
MINTA MAAF: NHH (12) bersama orangtuanya, meminta maaf akibat membuat heboh masyarakat, dengan mengaku diculik dan dilecehkan.

TANJUNG REDEB – Masyarakat Berau sempat dihebohkan dengan postingan di media sosial, pada Kamis (25/11) lalu, postingan itu menyebutkan adanya salah satu santriwati dari salah satu pesantren di Berau yang mengaku diculik dan dilecehkan oleh orang tidak dikenal.

Dalam video yang beredar di media sosial tersebut, NHH sempat mengaku sakit pada bagian perut. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata NHH, karena berjalan kaki dari pesantren menuju ke Jalan Ahmad Yani.

Video itu pun sempat memancing amarah masyarakat setempat. Namun saat dikonfirmasi Jumat (26/11), Paur Humas Polres Berau, Iptu Suradi memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar. Jelasnya, kronologi sampai beredarnya kabar tersebut karena sang santri tidak tahan tinggal di pondok pesantren, sehingga memilih untuk kabur.

“Dari Polsek Tanjung Redeb sudah melakukan pemeriksaan terhadap si anak dengan inisial NHH (12). Dan ternyata itu (soal penculikan dan pelecehan, red) tidak benar,” tegasnya. Pemeriksaan tidak hanya dilakukan kepada si anak. Namun juga terhadap saksi yang pertama kali melihat korban.  Di mana NHH mengaku bahwa dirinya merancang cerita tersebut, karena tidak betah.

“Skenario atau pengakuan palsu dari yang bersangkutan. Bahwa NHH sebenanya tidak betah tinggal di pesantren,” jelas perwira balok dua tersebut. Diketahui juga, NHH terpaksa berbohong karena takut dengan orangtuanya yang ingin anaknya tetap berada di pesantren tersebut.

“Ketika diperiksa, yang bersangkutan juga mengaku sempat meminta tumpangan motor kepada masyarakat yang lewat di Jalan Ahmad Yani, untuk diantar ke rumah neneknya di kawasan tepian Kecamatan Sambaliung untuk menenangkan diri di sana,” katanya.

Sementara tambah Suradi, saksi yang pertama kali bertemu korban di Jalan Ahmad Yani mengaku dengan spontan mengunggah video tersebut ke grup WhatsApp, karena kasihan dengan pengakuan NHH. Ia berharap, dengan diunggahnya video tersebut, bisa membantu NHH untuk bisa pulang ke rumah nenek atau orangtuanya. Dan mendapat bantuan dari pihak kepolisian. “Pengakuannya karena kasihan. Jadi dia menyebarkan video tersebut melalui WhatsApp,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan, Arisandi, menyebut itu merupakan hal wajar, karena si anak baru kelas 7 SMP di mana masa ingin tahunya cukup besar. NHH sendiri disebutnya baru berkisar tiga bulan berada di ponpes yang dipimpinnya itu.

"Baru dia, kalau tidak salah Agustus lalu. Kami sikapi dengan dewasa lah," tambahnya. Hingga saat ini pun katanya, sang anak masih merupakan anak didik di SMP Al Ihsan, kecuali wali atau orangtua siswa meminta yang meminta untuk dipindahkan, maka pihaknya tidak bisa menahan. "Kami tidak mengeluarkan, kami akan berikan pemahaman kepada anak itu," ujarnya.

Lebih lanjut disampaikannya, NHH bukan pertama kali keluar dari kawasan Ponpes. Namun baru ini, NHH keluar jauh dari kawasan ponpes. "Ini baru pertama kali dia keluar jauh. Biasanya hanya area Ponpes saja," tuturnya.

Dengan viralnya video NHH yang mengaku diculik dan dilecehkan, pihaknya menegaskan tidak menyalahkan siapa pun. Namun ia berpesan, agar ke depan, siapapun itu menyikapi hal seperti ini lebih baik melakukan tabayyun atau mengonfirmasi kebenaran kabar yang didapatkan lebih dulu, kemudian melaporkan langsung ke polsek terdekat. "Insyaallah kami tidak menyalahkan siapa pun, ini pelajaran juga buat semua," pungkasnya. (hmd/sam)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X