Jalani Hidup dengan Mindfulness

- Selasa, 30 November 2021 | 19:42 WIB
Ike Dwi Nurita Sari
Ike Dwi Nurita Sari

DALAM menjalani kehidupan, banyak sekali kegiatan yang mengharuskan seseorang bisa bekerja secara dobel porsi. Dalam artian seseorang dituntut untuk menyelesaikan tugas dan melaksanakan tugas secara bersamaan. Hal ini membuat seseorang dengan terpaksa harus melakukan pekerjaan secara multitasking, agar bisa menyelesakan tugas dengan cepat.

Kegiatan multitasking yang dilakukan sering kali dirasa cukup efektif untuk mengerjakan secara bersamaan. Multitasking itu sendiri banyak didefinisikan oleh alih-alih bahasa yang ada. Namun, semua itu dapat disimpulkan bahwa multitasking merupakan beberapa kegiatan yang dilakukan secara bersama, dalam waktu yang bersamaan dengan maksud untuk menghemat waktu yang ada.

Sadar tidak sadar hampir semua orang pernah mengalami multitasking. Meskipun dalam hal-hal yang sepele, seperti memasak sambil nonton film, berkendara sambil telepon, kelas zoom meeting sambil mengerjakan tugas pelajaran lain, bermain ponsel sambil bercerita dan masih banyak lagi. Hal-hal demikian kerap kali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kegiatan multitasking telah melekat dalam diri setiap orang. Multitasking yang dianggap sebagai salah satu pilihan untuk mengejar deadline di waktu yang bersamaan, ternyata tidak baik dilakukan secara terus menerus.

kegiatan multitasking yang dilakukan secara terus menerus menyebabkan performa seseorang mengalami penurunan. Akibatnya, seseorang yang memaksa dirinya untuk melakukan multitasking secara berlebihan akan menyebabkan pekerjaan yang dilakukan tidak bisa diatasi secara maksimal. Tidak hanya itu, multitasking yang dilakukan secara berlebihan juga akan menyebabkan stress, emosi yang tidak terkontrol, kehilangan momen yang penting dalam kegiatan. Bahkan, membuat seseorang tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Dalam artian mereka yang melakukan multitasking tidak sepenuhnya dalam pekerjaan itu sehingga focus mereka terpecah-pecah.

Kegiatan multitasking yang dilakukan oleh kebanyakan orang membuat mereka seolah-olah menjalani kehidupan dengan produktif. Namun kenyataannya kegiatan demikian bukanlah sesuatu yang produktif, melainkan hanya sebuah ke’sibuk’an yang memiliki banyak prioritas yang dikejar tanpa memperdulikan tujuan utama melakukan hal tersebut. Untuk itulah, perlu adanya sikap mindfulness dalam menjalani kehidupan sehari-hari, agar terciptanya keseimbangan dalam melakukan pekerjaan.

            Mindfulness secara umum dijelaskan sebagai kondisi di mana seseorang melatih fokus emosi secara tebuka dan tidak menghakimi. Hal ini dapat diartikan bagaimana kita memberikan perhatian secara sengaja pada diri sendiri. Mindfulness dilakukan dengan kondisi yang sadar sepenuhnya atau dengan kata lain here and now.

Jika dilihat dari sejarahnya, mindfulness itu sendiri bersumber utama dari tradisi agama Budha, yang di mana mindfulness lebih erat kaitannya dengan bentuk meditasi. Mindfulness masuk ke dunia barat dan berkembang dalam ranah psikologi pada tahun 1970-an dan salah satu tokoh yang mengawalinya pada era modern adalah Jon Kabat-Zinn melalui Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) (Tirto & Kahija, 2015).

Mindfulness tidak berbicara mengenai hal positif atau negatif, namun bersikap netral. Mindfulness itu sendiri mengamati setiap kejadian-kejadian yang ada tanpa memberi makna di dalamnya. Mindfulness ada bukan untuk membuat hidup bahagia namun mindfulness ada untuk mengurangi penderitaan.  Untuk bisa bersikap mindfulness ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu menyelesaikan tugas satu, persatu. Lebih baik kita focus pada satu pekerjaan/tugas agar bisa menikmati setiap momen yang terjadi

Kemudian menjauhkan diri dari distraksi. Untuk bisa melakukan tugas dengan maksimal seseorang harus menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat seseorang mengalami distraksi. Managemen waktu. Sebisa mungkin membuat managemen waktu misalnya 25 menit belajar, 5 menit istirahat agar bisa disiplin dalam menyelesaikan tugas. Lalu bersikap produktif yang artinya bekerja sedikit tapi memiliki goals yang matang dalam melakukan pekerjaan.

Dengan adanya sikap mindfulness, membuat seseorang bisa menghargai hidup, menghargai setiap peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa harus memberi makna di dalamnya. (*/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X