TANJUNG REDEB – Keluhan akan kurang terawatnya sarana dan prasarana olahraga di Berau, kerap didengar Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Berau, Amiruddin. Minimnya anggaran pun menjadi kambing hitam.
Dikatakan Amiruddin, perawatan sarana dan prasarana (sapras) olahraga di Berau merupakan kewenangan pihaknya. Selain untuk pemanfaatan olahraga, sarana yang ada juga dijadikan objek pendapatan asli daerah (PAD).
“Memang harus tetap kami benahi. Tapi sayangnya sejak adanya Covid-19, terjadi pemotongan anggaran,” katanya.
Lanjutnya, anggaran Dispora pada 2020 lalu terpotong sebanyak 50 persen. Kemudian, anggaran tersebut kembali dipotong saat recofusing anggaran. Begitu pula untuk tahun 2021 ini. Sehingga perawatan sarana dan prasarana olahraga menjadi kurang maksimal. “Kendalanya tetap pada anggaran yang tidak ada,” keluhnya.
Ia mengaku, pihaknya telah menganggarkan semua biaya perawatan sarana dan prasarana olahraga. Tetapi, karena kondisi anggaran yang tidak memadai, mengharuskan pemerintah lebih berfokus pada penanganan Covid-19.
Menurutnya, olahraga bukan sesuatu yang wajib dibandingkan dengan sektor kesehatan. Masyarakat bisa mengambil alternatif lain untuk berolahraga di rumah. “Jadi kami ikuti saja. Ini berbeda jika sarana dan prasarana olahraga perawatannya sedikit tertunda, itu tidak apa-apa. Tapi kalau kesehatan yang tertunda, itu sangat berbahaya,” jelasnya.
Meski begitu, ia menegaskan, Dispora tetap berusaha memperbaiki beberapa fasilitas olahraga yang kondisinya memperihatinkan. Salah satunya toilet di Gedung Graha Pemuda.
Kemudian, ia menjelaskan, anggaran Dispora saat ini sangatlah kecil. Untuk gaji pegawai saja sudah mengambil sekira 70 persen anggaran, sisanya untuk melakukan perawatan sarana prasarana. “Mudah mudahan di tahun depan kondisinya sudah baik, sehingga bisa diakomodir. Ini saya rasa sangat kecil ya dan tidak mencukupi semuanya,” pungkasnya. (hmd/arp)
