Hanya Akomodir Dua Kampung

- Senin, 20 Desember 2021 | 19:54 WIB
Hendra Pranata
Hendra Pranata

TANJUNG REDEB – Selama tahun ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau hanya mampu menganggarkan perawatan saluran irigasi di dua kampung saja. Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata.

Dikatakannya, minimnya anggaran akibat refocusing untuk menghadapi pandemi Covid-19 menjadi penyebab. Sehingga, anggaran yang ada hanya cukup membiayai dua lokasi saja, untuk perawatan saluran irigasi oleh DPUPR.

"Penanganan banjir hingga irigasi itu hal yang prioritas. Namun dengan anggaran yang terbatas tentu tidak semaksimal seperti penanganan sebelum-sebelumnya, apalagi sejak adanya Covid-19," ujarnya.

Nilai anggaran yang tersedia, untuk perawatan saluran irigasi pada tahun ini disebutnya sebesar Rp 5,4 miliar. Melihat prioritas daerah yang bisa tertangani, irigasi di Kampung Tasuk dan Kampung Gurimbang dinilai lebih terjangkau dan biaya penanganan lebih murah termasuk mobilisasinya.

“Jarak yang jauh tentu dibutuhkan biaya penanganan yang tidak sedikit pula. Kalau dekat, lebih murah. Karena kami bawa material dari sini ke sana itu butuh biaya juga," terangnya.

Lanjutnya, dengan nilai anggaran tersebut, untuk Kampung Tasuk sebesar Rp 2,4 Miliar dengan area irigasi seluas 356 hektare. Sedangkan untuk Kampung Gurimbang sebesar Rp 3 Miliar dengan luasan area 211 hektare.

“Kalau anggaran kami banyak pasti lebih banyak juga daerah yang kita prioritaskan untuk mendapat perawatan saluran irigasinya,” katanya. "Seperti sebelumnya tahun 2017-2018 itu dana besar, kita bisa tangani semua irigasi," lanjutnya.

Dalam penanganan perawatan irigasi primer pada dua kampung tersebut, DPUPR melakukan dengan cara penggalian kembali saluran irigasi. Karena terjadi pendangkalan air, yang menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan lancar. “Jadi kalau dangkal, air tidak bisa maksimal mengalir sampai ke sawah,” jelasnya.

Dengan potensi lahan pertanian Kabupaten Berau yang luas, diperlukan dukungan saluran irigasi yang sempurna. Maka hasil panen pun pasti bisa jauh lebih maksimal. Dalam hal ini tentu pihaknya memiliki kewenangan pada saluran irigasi primer dan sekunder. Sementara tersier menjadi kebijakan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau.

"Saluran primer merupakan saluran induk sebagai pembawa pertama air dari bendungan. Sementara saluran sekunder adalah pembawa kedua yang membawa air dari saluran primer untuk diteruskan ke saluran tersier,” bebernya.

Lanjut Hendra, saluran irigasi sangat diperlukan untuk memudahkan para petani mengairi sawah mereka. Kualitas air yang bagus sangat memengaruhi produktivitas hasil pertanian. “Sehingga dapat memudahkan para petani mengakses air dari bendungan,” tutupnya. (mar/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X