Waspada Ya..!! DBD Meningkat di Masa Pandemi

- Minggu, 16 Januari 2022 | 19:57 WIB
DEMAM BERDARAH: Seorang pasien DBD mendapatkan perawatan di RSUD dr Abdul Rivai.
DEMAM BERDARAH: Seorang pasien DBD mendapatkan perawatan di RSUD dr Abdul Rivai.

TANJUNG REDEB – Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Dijelaskan Humas RSUD dr Abdul Rivai, Erva Angriana, kasus DBD yang menyerang warga Berau saat ini mengalami peningkatan hingga 50 persen, dibanding jumlah kasus yang sama pada Januari 2021.

Diutarakannya, pada Januari tahun ini, sudah ada 15 pasien anak yang masuk rumah sakit karena terjangkit DBD. “Kalau total, saat ini (sejak Oktober 2021, red) sudah ada 48 pasien usia anak-anak dan balita yang dirawat di rumah sakit ini akibat DBD,” ujarnya kepada awak media.

"Itu data untuk anak-anak ya, pasien DBD orang dewasa juga ada, hanya saja saat ini belum sempat kami data seluruhnya,” lanjutnya. Dijelaskan Erva, DBD merupakan penyakit menular berbahaya di Indonesia. Meningkatnya kasus DBD, sejatinya perlu mendapat perhatian serius. Hal ini mengingat Indonesia juga tengah dilanda pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu. Hal itu, lanjut dia, membuat tim kesehatan sedang fokus pada penanganan Covid-19, menjadikan layanan kasus DBD berkurang.

"Dengan kondisi seperti ini, maka masyarakat diharapkan lebih siap untuk melakukan tindakan pencegahan,” katanya.

Kasus DBD diterangkannya, sebenarnya setiap waktu selalu ada. Data DBD akan semakin tinggi terjadi pada awal-awal musim hujan dan akhir musim hujan. Terutama di akhir musim hujan, di mana volume hujan tidak terlalu deras, tetapi seringkali menimbulkan banyak genangan air di mana-mana.

"Secara umum nyamuk aedes aegypti ini senang tinggal di air yang relatif jernih, utamanya di bak-bak mandi di rumah. Karenanya sepanjang tahun nyamuk ini selalu ada, sehingga penularannya juga sepanjang tahun. Tetapi peningkatan paling tajam di awal dan akhir musim hujan," jelasnya.

Pihaknya pun tetap mewaspadai kemungkinan peningkatan kasus DBD saat ini. Sebab musim hujan saat ini belum berakhir. Disebutnya, kondisi dari bulan Desember hingga sekarang masih selalu turun hujan, dan ini sangat memungkinkan memunculkan banyak genangan air.

"Kondisi menjadi semakin sulit karena saat ini bersamaan dengan pandemi Covid-19," ucapnya.

Kendati demikian, kata Erva mengenai DBD ini yang terpenting harus tahu dulu diagnosisnya, sehingga bisa dilakukan cara pengobatannya yang tepat. "Karena baik DBD maupun covid sama-sama dicirikan dengan panas tinggi," katanya.

Sementara itu, salah satu orangtua pasien DBD, Solaiman, mengaku awalnya dia mengira anaknya hanya demam biasa. Namun setelah diperiksa ke rumah sakit, anaknya positif terjangkit DBD.

“Awalnya hanya demam dan muntah-muntah, lalu saya bawa ke rumah sakit. Kakaknya di rumah juga mengalami gejala yang sama, hari ini rencananya juga akan dibawa ke rumah salit,” kata  Solaiman, salah seorang warga Kampung Bena Baru.

Untuk mengantisipasi penyakit DBD di musim hujan, masyarakat diimbau melakukan 3M plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur yang memungkinkan menjadi sarang nyamuk. Plus mengelola sampah dengan baik, jangan sampai berserakan. (mar/udi)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB
X