Sultan Gunung Tabur: Berau Coal Banyak Membantu

- Rabu, 19 Januari 2022 | 19:40 WIB
-SIMBOL BUDAYA: Museum Batiwakkal, Gunung Tabur.
-SIMBOL BUDAYA: Museum Batiwakkal, Gunung Tabur.

Museum Batiwakkal yang terletak di Kecamatan Gunung Tabur, masih menjadi daya tarik wisatawan, baik lokal maupun wisatawan mancanegara. Khususnya untuk menikmati wisata budaya yang ada di Bumi Batiwakkal. 

 

MAULID HIDAYAT, Gunung Tabur

 

Museum Gunung Tabur berdiri sejak 1990 silam. Sudah cukup tua. Sangat wajar jika memerlukan beberapa polesan untuk memperbaiki kerusakan di beberapa titik, agar pengunjung selalu merasa nyaman. 

Sultan Gunung Tabur Adji Bachrul Hadi, sedikit bercerita mengenai sejarah panjang mengiringi terbentuknya museum tersebut. Diungkapkannya, sebenarnya museum yang saat ini menjadi wadah bagi benda-benda pusaka peninggalan raja-raja terdahulu, merupakan rumah dari Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Jallaluddin. Namun di masa peperangan, keraton kerajaan tersebut terkena bom oleh pihak sekutu.

“Dulu itu kena bom, tinggal kerangka saja di belakang sana. Kemudian dibuat tempat tinggal, sekaligus kantor. Dan inilah yang dikenal sekarang sebagai Keraton Kesultanan Gunung Tabur,” ujarnya.

Ia melanjutkan, Museum Batiwakkal sendiri terbagi menjadi 6 ruangan dan digunakan untuk menyimpan koleksi peninggalan kerajaan yang berjumlah sekitar 549 buah. Peninggalan tersebut, selalu menjadi daya tarik wisatawan. Setiap harinya ada saja yang berkunjung, untuk melihat langsung saksi bisu cikal bakal terbentuknya Kesultanan Gunung Tabur. 

Perhatian akan pelestarian Museum Batiwakkal tidak hanya dari pemerintah. Dari perusahaan terdekat juga banyak memberikan kontribusi terhadap pelestarian museum tersebut.

“Sampai saat ini kerja sama Kesultanan Gunung Tabur dengan perusahaan, khususnya PT Berau Coal, masih sangat baik. Sejauh ini, perusahaan tersebut selalu memperhatikan dan merespons setiap usulan yang disampaikan,” katanya saat berbincang dengan Berau Post.

Sultan menceritakan, Museum Batiwakkal dibentuk karena diberlakukannya Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959, tentang penghapusan daerah swapraja, maka berhentilah masa pemerintahan Kerajaan Gunung Tabur. Agar warisan peninggalan Kerajaan Gunung Tabur tetap terjaga, Kerajaan Gunung Tabur dialihfungsikan menjadi Museum Batiwakkal. Koleksi Museum Batiwakkal terdiri dari benda-benda historika, neraldika, numismatika atau mata uang, ethnografika, geologika, keramika, dan seni rupa. Museum Batiwakkal melestarikan nilai-nilai kearifan lokal melalui dialog dan bimbingan edukasi kepada pengunjung. Juga dijadikan tempat untuk pelestarian seni tari lokal, dengan memberikan pelatihan kepada anak-anak sekitar Museum Batiwakkal, hingga pembuatan dan pemutaran film tentang sejarah Berau. 

Namun, memang ada kendala yang dihadapi Museum Batiwakkal dalam melestarikan nilai-nilai kearifan lokal. Adalah pada keuangan atau sumber keuangan. 

“Saya akui, dalam mengatasi kendala itu, Museum Batiwakkal bekerja sama dengan PT Berau Coal yang selama ini terus memperhatikan kami,” paparnya.

Museum Batiwakkal menurutnya, memiliki arti usaha masyarakat yang tak kenal henti dalam melaksanakan tugas. Museum tersebut menyimpan benda-benda koleksi yang pernah digunakan oleh keluarga Kerajaan Gunung Tabur. Singgasana raja masih lengkap, dan uniknya ada dispenser dari keramik serta timbangan bayi zaman kerajaan, sebagai salah satu koleksinya. Selain itu, ada koleksi meriam kuno, senapan, pakaian kebesaran raja, meja dan kursi rapat, kamar ganti wanita, serta pernak-pernik lain yang terbuat dari keramik dan kayu. Semua tersimpan rapi dalam beberapa ruangan di dalam bangunan utama. Juga ada pemandu yang akan membantu wisatawan mendapatkan penjelasan mengenai barang-barang koleksi museum beserta sejarahnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X