Tiga Kampung Terancam Terisolir

- Sabtu, 22 Januari 2022 | 20:02 WIB
TINJAU LOKASI: Wakil Bupati Berau Gamalis bersama jajaran DPUPR Berau saat meninjau jembatan di Kampung Gunung Sari yang amblas.
TINJAU LOKASI: Wakil Bupati Berau Gamalis bersama jajaran DPUPR Berau saat meninjau jembatan di Kampung Gunung Sari yang amblas.

TANJUNG REDEB – Akibat tergerus aliran sungai yang deras, tanah di sekitar jembatan penghubung tiga kampung di Kecamatan Segah amblas. Wakil Bupati (wabup) Berau, Gamalis pun langsung meninjau lokasi, kemarin (21/1).

Di sela-sela peninjauannya, Gamalis menyampaikan, kondisi amblas di sekitaran jembatan cukup mengkhawatirkan. Sehingga, perlu penanganan cepat dan permanen, untuk menghindari kerusakan lebih parah ke depannya.

“Karena bagaimana pun, ini harus segera ditangani. Jika tidak ini akan terus membesar,” jelasnya. Penanganan akan dilakukan setelah menunggu kajian mendalam dari tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau.

Ia melanjutkan, langkah antisipasi awal dilakukan pihaknya dengan menyiapkan  jembatan belly sebagai alternatif. Mengingat jembatan di Kampung Gunung Sari ini, merupakan akses satu-satunya menuju tiga kampung di Kecamatan Segah. Yakni Kampung Gunung Sari, Punan Malinau dan Punan Mahakam.

“Jalan ini tidak boleh putus, karena tiga kampung tersebut bisa terisolir. Jadi kami coba lakukan pembatasan kendaraan yang lewat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala DPUPR Berau, Taupan Madjid menerangkan, penanganan sementara terhadap bantaran sungai yang ada di sekitar jembatan tidak bisa dilakukan. Sebab, lokasi yang berada di tikungan sungai, memiliki aliran air sangat deras.

“Jika hanya melakukan penanganan sementara, dikhawatirkan menimbulkan kesan menghamburkan uang. Karena dipastikan tidak bertahan lama,” tuturnya.

“Intinya penanganan harus tuntas meski memakan biaya yang cukup mahal. Harus kita lakukan dan jangan setengah-setengah,” sambungnya.

Pemasangan jembatan belly sebagai akses alternatif masyarakat, dikatakannya tidak akan memakan waktu cukup lama. Mengingat jembatan tersebut bisa dibongkar pasang. Tetapi, untuk kendaraan besar seperti truk pengangkut kelapa sawit dilarang melintasi jembatan.

“Bisa kami selesaikan dalam waktu satu minggu. Kan tinggal bongkar pasang lalu dibawa ke lokasi,” katanya.

Ia pun menjelaskan, akses tranportasi masyarakat tidak boleh sampai tertutup. Karena hal tersebut akan menimbulkan masalah baru. “Sambil menunggu tim berkoordinasi dengan ahli dari Surabaya, apakah mungkin nanti akan dibangun turap atau bagaimana. Jadi belum bisa kami tentunkan penanganannya,” pungkas Taupan. (hmd/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X