Tiga Jam Langsung Ludes

- Kamis, 24 Februari 2022 | 19:50 WIB
SULIT DITEMUI: Sejumlah toko ritel di wilayah perkotaan masih minim menjual minyak goreng.
SULIT DITEMUI: Sejumlah toko ritel di wilayah perkotaan masih minim menjual minyak goreng.

TANJUNG REDEB – Kelangkaan minyak goreng masih belum berakhir. Harga jualnya pun masih terbilang tinggi. Bahkan, salah satu toko ritel menerapkan aturan memakai kartu keluarga (KK), baru bisa membeli minyak goreng dengan maksimal pembelian dua liter.

Dari pantauan Berau Post di lapangan, banyak toko ritel yang tak menjual minyak goreng subsidi. Nyaris semuanya menuliskan ‘minyak goreng kosong’ di rak penjualan minyak goreng. Kalau pun ada, harga minyak goreng dengan pelbagai merek dijual pada kisaran Rp 44 ribu hingga Rp 103 ribu per liter. Namun, untuk Rp 44 ribu per liter, harus menunjukkan kartu keluarga. Baru bisa dilayani membeli minyak goreng, dengan maksimal dua liter.

“Ada stok (minyak goreng, red) tapi tidak banyak. Hanya 30 dos saja,” ucap karyawati di salah satu toko ritel yang namanya tak mau dikorankan. Satu dos berisi enam bungkus kemasan minyak goreng dua liter.

Dikatakannya, minyak goreng tersebut baru tiba dan kemungkinan akan segera habis. Karena melihat tingginya antusiasme masyarakat membeli minyak goreng. Di sisi lain, ia tidak tahu kapan stok minyak goreng akan datang kembali. “Tidak tahu kapan,” jawabannya.

Marketing Unggul Mart, Ayu Hardianti menerangkan, pihaknya terakhir kali mendapat jatah dari distributor sekira pekan lalu. Yaitu minyak goreng kemasan sederhana setengah liter. Itupun dibatasi hanya bisa mengambil sepuluh karton saja.

Ketika dipajang, minyak goreng tersebut ludes dibeli masyarakat dalam tempo waktu hanya tiga jam. “Kami jual seharga Rp 7.000 per botol. Sedangkan, kami membeli dengan harga Rp 6.800 per botol,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya akan mendatangkan minyak goreng non subsidi langsung dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Supaya bisa memenuhi kebutuhan pangsa pasar di Kabupaten Berau. “Tapi belum tahu yang datang berapa banyak, karena yang memesan langsung pemilik ritel,” ungkapnya.

Terpisah, salah satu Kepala Gudang Distributor minyak goreng di Berau, Jayadi menjelaskan, tidak ada stok minyak goreng di gudangnya. 50 karton minyak goreng kemasan sederhana setengah liter, disebutnya sudah diambil Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, untuk dijual di pasar murah dengan harga Rp 73.500 per karton.

“Karena sudah ada kesepakatan dengan dinas, maka toko kecil kami batasi pengambilan hanya satu karton,” bebernya.

Pada Maret nanti, ia menyebut akan datang satu kontainer berisi minyak goreng atau setara 1.200 karton minyak goreng dari Surabaya. Dengan beragam ukuran dan merek. Mulai dari setengah, satu dan dua liter.

Minyak goreng tersebut, dikatakannya merupakan minyak goreng subsidi dan dipastikan harganya sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku. “Ada keberangkatan untuk Berau satu kontainer. Estimasinya datang Maret tapi belum tahu kapan pastinya,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, pihaknya tidak mendapat jatah minyak goreng pada bulan ini. Terakhir pengiriman satu kontainer pada Januari lalu. Selain Kabupaten Berau, pihaknya juga menjual minyak goreng ke Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur dan Tanjung Selor, Kaltara. “Normalnya, per bulan memang kami datangkan satu kontainer,” sebut Jayadi.

Terpisah, Kepala Diskoperindag Berau, Salim menyebut stok minyak goreng di semua agen sudah kosong. “Awal Maret atau akhir bulan ini sudah siap bongkar dari kontainer,” ujarnya.

Kekosongan tersebut, dijelaskannya karena distribusi dari pusat juga dibatasi. Di samping masyarakat yang membeli minyak goreng berlebihan, menjadi salah satu penyebab langkanya minyak goreng. Kondisi itu tak terlepas dari kekhawatiran akan harga minyak yang akan naik lagi.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X