GUNUNG TABUR – Kepala Kampung (Kakam) Merancang Ilir, Kecamatan Gunung Tabur, Zulfikar mengungkapkan rasa kecewanya di hadapan para pejabat saat musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) kecamatan, Selasa (22/2) lalu. Hal ini didasari, tak ada satu pun usulannya dalam empat tahun terakhir terealisasi.
Ia pun mengaku tak enak hati dengan warganya. Sebab, ketika ada yang bertanya progres usulan kampung pada musrenbang. Dirinya tak bisa menjawab. “Jadi tahun ini kami tidak mengajukan usulan apapun (terkait pembangunan, red) dikarenakan hal tersebut. Hanya saja meminta agar dana ADK (alokasi dana kampung) ditambah,” ujarnya.
Bagi Zulfikar, musrenbang seharusnya tak hanya sekadar ajang seremonial semata. Karena setiap usulan kampung saat musrenbang, merupakan hal prioritas yang diinginkan masyarakat. Sehingganya, ia meminta penambahan ADK, agar bisa memenuhi usulan dari warga Kampung Merancang Ilir, ketimbang dimasukan dalam usulan dalam musrenbang kecamatan.
“Karena kan kondisi yang dirasakan kampung dan pemerintah kabupaten kan berbeda. Tidak bisa dipungkiri,” tuturnya. Apalagi dana ADK diakuinya, sudah memiliki porsi-porsi nya tersendiri.
“Makanya dalam musrenbang kecamatan tahun ini saya tidak mengajukan usulan. Sebab ketika saya pulang kampung dan ditanya warga saya, tentang usulan apa yang telah dikabulkan, ternyata tidak ada yang terkabul,” sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Berau, Madri Pani meminta musrenbang tidak sebatas menggugurkan kewajiban semata. Karena segala usulan yang disampaikan saat musrenbang, memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat setempat.
“Minimal dari beberapa usulan itu, ada satu atau dua yang bisa diwujudkan pemkab,” ujarnya.
Terlebih untuk menggunakan ADK pun dirasa cukup sulit. Seiring adanya program bupati yang dititipkan melalui ADK. Sehingga membuat kepala kampung tak bisa memaksimalkan pemanfaatannya untuk menjalankan program kampung. “Tidak perlu titip menitip. Semua ada porsinya,” pungkas Madri.(hmd/arp)
