Jangan Sampai Berau PPKM Level 4

- Selasa, 1 Maret 2022 | 21:25 WIB
DIMANFAATKAN LAGI: Pembukaan Eks Hotel Cantika Swara kembali dilanjutkan sebagai  pemanfaatan isolasi terpusat (Isoter) untuk 4 kecamatan kota terdekat.
DIMANFAATKAN LAGI: Pembukaan Eks Hotel Cantika Swara kembali dilanjutkan sebagai pemanfaatan isolasi terpusat (Isoter) untuk 4 kecamatan kota terdekat.

TANJUNG REDEB - Eks Hotel Cantika Swara kembali dibuka lagi mulai Senin (28/2). Dengan enam pasien pasca melahirkan yang terpapar Covid-19. 

Pemanfaatan eks Hotel Cantika Swara ini ditujukan sebagai isolasi terpusat (Isoter) untuk empat kecamatan kota terdekat. Seiring dengan penambahan kasus positif yang meningkat hingga 1.099 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi mengatakan, pembukaan tempat isoter ini merupakan kewajiban dari instruksi bupati Berau, untuk mengharuskan setiap kecamatan memiliki isoter. Sebelumnya, cantika swara difungsikan sebagai rumah sakit darurat. 

Disebutnya, hari pertama ini akan ada penambahan enam pasien isoter yang merupakan ibu hamil pasca melahirkan. “Tujuannya kembali dibuka untuk memudahkan masyarakat juga dan pemantauan dari kami. Berau sendiri kenaikannya cukup signifikan dalam satu bulan terakhir ini,” ujarnya kepada awak media. 

Ia mengungkapkan, kasus paling banyak berada di empat Kecamatan kota terdekat, yakni Teluk Bayur, Tanjung Redeb, Sambaliung dan Gunung Tabur. 

Saat ini, klaster yang dikhawatirkan memang masih berupa transmisi lokal, tetapi pihaknya mengakui sudah mulai kesulitan untuk mentracking. Pasalnya, banyak kasus gejala ringan yang diabaikan, dan membentuk komunitas sendiri. 

“Masih banyak yang beranggapan, kalau sedang flu batuk dan demam itu hal biasa, dan tidak isolasi sendiri, tapi malah mengabaikan. Penyebaran paling luas dari situ,” bebernya. 

Dalam hal ini, pihaknya juga menyampaikan kriteria yang dapat memenuhi isoter cantika swara, yakni pasien dengan tidak adanya gejala. Namun tetap melakukan isolasi mandiri dan tidak memiliki ruang di rumah. Lalu, pasien dengan gejala ringan dan tidak memiliki tempat untuk isolasi mandiri. 

Adapun untuk selesai isolasi di Isoter harus melewati 10 hari setelah pengambilan spesimen, dan tambahan selama tiga hari khusus untuk gejala ringan, untuk memastikan tanda seperti batuk, sudah hilang. 

"Isoter ini mampu menampung sebanyak 100 pasien dengan total 50 kamar yang dimaksimalkan. Kalau ruangan kurang, kami juga ada opsi lain untuk membuka hall di cantika,” terangnya. 

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, Nurmin Baso menambahkan, untuk tenaga kesehatan sendiri seperti yang disampaikan sebelumnya, ada sebanyak 10 nakes relawan yang dipersiapkan. Secara teknis, sistem jaganya lima nakes setiap per tiga hari. Tiga hari libur. Kemudian lima nakes sisanya bergantian masuk. 

"Mereka (nakes) berjaga 24 jam. Sistem bergantian," kata Nurmin. 

Sementara itu, Asisten I Setkab Berau M Hendratno menerangkan, dengan melonjaknya kasus di Bumi Batiwakkal yang kini sudah berjumlah seribu lebih, tentu antisipasi sudah dilakukan secara maksimal. 

Harapannya memang tidak meningkat ke Level 4. Upaya Pemerintah Daerah pun dalam menekan angka kasus covid, juga tak luput dari perhatian. Karena sejauh ini yang masih sangat ditekankan adalah masyarakat tetap diminta untuk perketat protokol kesehatan. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X