Arab Saudi Longgarkan Prokes, Bakal Berpengaruh terhadap Biaya Haji

- Kamis, 10 Maret 2022 | 21:10 WIB
IBADAH: Jamaah umrah asal Berau saat menjalani ibadah di tanah suci.
IBADAH: Jamaah umrah asal Berau saat menjalani ibadah di tanah suci.

TANJUNG REDEB - Pemerintah Arab Saudi melonggarkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Hal ini disambut gembira Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau, Djaelani.

Perlu diketahui, semua kedatangan ke Arab Saudi dengan visa kunjungan apa pun diharuskan memiliki asuransi yang mencakup biaya perawatan penggunanya dari infeksi virus corona. Sejumlah aturan protokol kesehatan, antara lain tes covid 19 dan masa karantina sudah dicabut Pemerintah Arab Saudi.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Berau, Djaelani mengatakan, kebijakan tersebut tentu disambut gembira, dan diharapkan mulai tahun ini ibadah haji bisa kembali digelar.

"Dengan kebijakan pelonggaran ini tentu diharapkan memberi sinyal positif dan semakin yakin penyelenggaraan haji bisa dilaksanakan sesuai jadwal pemberangkatan pada Juni, tahun ini," ujarnya (9/3).

Menurutnya, hal itu tentu akan berpengaruh terhadap turunnya biaya haji 2022. Karena kenaikan biaya sebelumnya dilandaskan pada kebijakan prokes, baik tes PCR dan karantina. Sehingga perubahan kebijakan yang diumumkan pemerintahan tersebut akan membawa dampak yang signifikan pada perubahan usulan biaya haji 2022.

"Biaya haji bisa jadi berpengaruh. Karena awalnya kan dibebankan ke jamaah," katanya.

Ia juga berharap, pemerintah Arab Saudi bisa segera memberikan kepastian jumlah kuota untuk penyelenggaraan haji. Karena saat ini belum ada kepastian berapa jumlah kuota masing-masing negara.

Untuk Berau sendiri diakuinya sudah sangat siap. Termasuk administrasinya hingga paspor jamaah. "Kita berharap kalau bisa kuota itu menjadi kuota normal seperti sebelum pandemi," ucapnya.

Sementara itu, salah satu jamaah umrah asal Berau, Edi yang saat ini tengah beribadah di Tanah Suci juga menyampaikan bahwa Kota Mekkah dipenuhi jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Saat ini di Masjid Haram di Mekkah dan di Mesjid Nabawi di Madina sudah tidak diberlakukan lagi jaga jarak.

"Tanda jaga jarak shaf salat telah dilepas oleh petugas sehingga para jamaah dapat melaksanakan salat berjamaah dengan normal merapatkan shaf," ucap Edi.

Sebelum adanya peraturan baru dari Pemerintah Arab Saudi terkait pembatasan aktivitas. Ada pembatasan jumlah jamaah dan diberi waktu tertentu untuk masuk melakukan ibadah seperti tawaf mengelilingi Ka’bah dan melakukan Sya'i berjalan kaki dari bukit syafa ke Arafah. Adanya peraturan baru ini sangat disambut haru oleh jamaah asal Indonesia.

"Karena sangat memudahkan kami  melaksanakan rangkaian ibadah umrah  karena di Arab Saudi sendiri sudah tidak lagi ketat menerapkan peraturan protokol kesehatan," terangnya.

Dari pantauan Edi juga, ada beberapa jamaah terlihat tidak menggunakan masker, namun petugas atau Askar tetap menganjurkan jamaah memakai masker pada saat ingin masuk melaksanakan salat berjamaah di masjid. Namun Peraturan prokes lainnya seperti menjaga jarak atau social distancing di tempat terbuka itu sudah tidak dilarang lagi.

"Fasilitas hotel baru terlihat beberapa yang beroperasi seperti di Mekkah dan Madina setelah hampir dua tahun tutup akibat pandemi Covid-19," jelasnya.

"Dan sekarang para pengelola hotel tengah melakukan persiapan dan melakukan pembenahan fasilitas sebelum beroperasi kembali," sambungnya.

Dilansir dari Jawapos.com, Arab Saudi mulai Sabtu (5/3) mencabut semua tindakan pencegahan dan pencegahan terkait dengan pandemi Covid-19. Salah satunya adalah menghapus syarat karantina. Karantina pada saat kedatangan tidak lagi menjadi persyaratan bagi mereka yang bepergian ke kerajaan.

Akan tetapi semua penumpang yang tiba di negara itu dengan visa kunjungan diminta untuk memiliki asuransi kesehatan. Hal itu untuk menutupi biaya perawatan dari infeksi virus Korona selama masa tinggal di sana. “Ini adalah tindak lanjut situasi epidemiologis pandemi,” kata Saudi Press Agency.

SPA juga menyebutkan kemajuan yang dicapai dalam program vaksinasi nasional dan tingginya tingkat imunisasi dan kekebalan terhadap virus di masyarakat. Dengan demikian, tes PCR dan tes antigen cepat tidak perlu lagi diberikan oleh penumpang yang tiba di kerajaan.

Dilansir dari The National News, Senin (7/3), langkah-langkah jarak sosial di semua tempat, kegiatan, dan acara terbuka dan tertutup juga ditangguhkan, dan mengenakan masker tidak lagi menjadi persyaratan di area terbuka. Jamaah tidak perlu lagi menjaga jarak sosial di masjid termasuk Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah dimulai dengan salat Subuh pada hari Minggu. Namun, orang-orang harus tetap memakai masker di dalam masjid. (mar/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB

Rp 11 M untuk Perbaikan Jalan Sungai Buntu

Selasa, 16 April 2024 | 17:15 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

Di Kutai Barat, Pertalite Lebih Mahal dari Pertamax

Selasa, 16 April 2024 | 16:30 WIB

BKPSDM Balikpapan Pantau Hari Pertama Kerja

Selasa, 16 April 2024 | 15:00 WIB

Tim Respons Brimob Padamkan Karhutla

Selasa, 16 April 2024 | 12:15 WIB

Tabrak Truk, Pengemudi Motor di Bontang Meninggal

Selasa, 16 April 2024 | 09:04 WIB
X