Mahasiswa Berau Tuntut Kepala Diskoperindag Diganti

- Selasa, 15 Maret 2022 | 20:08 WIB
SAMPAIKAN TUNTUTAN: Sejumlah mahasiswa menyampaikan aspirasinya kepada DPRD Berau, terkait permasalahan minyak goreng di Bumi Batiwakkal.
SAMPAIKAN TUNTUTAN: Sejumlah mahasiswa menyampaikan aspirasinya kepada DPRD Berau, terkait permasalahan minyak goreng di Bumi Batiwakkal.

TANJUNG REDEB – Kelangkaan minyak goreng di pasaran memantik puluhan mahasiswa menggelar aksi di depan Kantor DPRD Berau, sekira pukul 10.00 Wita, Senin (14/3). Mereka menuntut solusi dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Serta meminta Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau diganti.

Dalam aksi ini, para mahasiswa menyampaikan orasinya hingga pukul 12.00 Wita. Mereka juga membawa berbagai macam tulisan dan keranda mayat yang ditujukan untuk bupati Berau. Sebagai wujud kekecewaan terhadap kelangkaan minyak goreng.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Ferdi mengatakan, gelaran aksi ini meminta agar pemerintah kabupaten (pemkab) segera mengatasi kelangkaan minyak goreng di Berau. Pasalnya, persoalan tersebut sudah terjadi sejak Januari 2022 lalu.

“Seharusnya kan sudah ada solusinya, langkah apa yang diambil,” ucapnya.

Kondisi ini dikhawatirkan pihaknya terus berlarut-larut hingga bulan Ramadan. Sehingga semakin menyulitkan situasi masyarakat, di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Karena itu, pihaknya meminta anggota DPRD Berau segera menggelar hearing untuk permasalahan ini.

“Kami minta solusi ke mereka (DPRD, red), jangan sampai permasalahan ini mengakar,” imbuhnya.

Para mahasiswa juga turut meminta Kepala Diskoperindag Berau, Salim agar diganti dari jabatannya. Hal tersebut buntut dari antrean minyak goreng saat gelaran pasar murah yang diadakan Diskoperindag Berau. Di mana berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19.

“Itu saat ada bazar minyak goreng murah terjadi penumpukan (masyarakat, red). Padahal Berau sedang PPKM level 3, kami minta ia diganti,” tegas Ferdi.

Mengenai aksi mahasiswa ini, Ketua DPRD Berau, Madri Pani mengatakan hal wajar. Pasalnya, dengan langkanya minyak goreng ini, muncul kekhawatiran pada diri mahasiswa.

“Ini wajar. Mereka memberi teguran kepada pemkab, atas kekhawatiran mereka. Kan mereka kontrol pemerintah juga,” ucapnya.

Menurutnya, pemkab harus lebih serius dan terlibat dalam masalah masyarakat. Karena para mahasiswa tersebut khawatir permasalahan ini akan semakin melebar, dan tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah.

“Jangan pentingkan urusan pribadi, pikirkan juga nasib masyarakat. Bahkan berdampak pada Musrenbang terpaksa lima kali diubah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, politisi NasDem ini mengatakan bakal menggelar hearing atau dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Berau, hari ini (15/3). Serta pihak ritel, agen dan Kepala Diskoperindag Berau. “Kita tunggu hasil hearing-nya besok (hari ini, red) seperti apa,” ucapnya.

Perihal tuntutan mahasiswa agar kepala Diskoperindag Berau, Salim diganti, Madri menganggap kinerja Salim sudah baik, di tengah sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng. Di mana ia berani melakukan pasar murah tersebut. Meskipun memang ada ketidak sempurnaan dalam mekanismenya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X