TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Berau Gamalis mengaku saat ini belum bisa berbicara banyak untuk menanggapi terkait pasar "liar" yang hingga kini belum tuntas persoalannya.

Menurut Gamalis, pemerintah perlu duduk bersama dengan pihak-pihak terkait sebelum mengambil langkah untuk menangani persoalan pasar "liar" tersebut. "Memang sudah menjadi wacana lama, tetapi untuk hal ini saya akan coba berkoordinasi terlebih dahulu ke pihak instansi terkait. Termasuk juga dengan Satpol PP. Mengapa sampai sekarang persoalan itu masih dibiarkan," ujarnya kepada Berau Post, (14/3).

Dijelaskannya, mengenai penyelesaian pasar "liar" tentu akan dibahas lebih lanjut apakah ada regulasi terkait pelarangannya. Sehingga Ia menilai, untuk persoalan ini perlu duduk bersama antara pedagang, pemerintah daerah, dan dinas-dinas terkait. Tapi disisi lain, kata Gamalis sulit memang jika melihat dari sisi ekonomi masyarakat. Tentu Pemkab Berau cukup mempertimbangkan untuk dilakukan penertiban. "Lain hal jika kita memandang dari sisi regulasi yang berkaitan dengan keindahan, keteraturan, sebaiknya memang menyatu di satu pasar. Entah itu di Pasar Adji Dilayas ataupun pasar lainnya," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Satpol PP Berau, Anang Saprani menanggapi persoalan pasar "liar" tersebut. Untuk hal itu sudah  menjadi agenda mereka ke depan. Walaupun memang belum bisa dipastikan kapan. Terlebih dirinya baru saja menjabat sebagai Kepala Satpol PP. “Kami akan menangani pasar "liar" tersebut. Akan kami koordinasikan dengan bupati Berau, sekaligus memberikan pengertian kepada masyarakat,” singkat Anang.

Mengenai keberadaan pasar "liar" di sejumlah kawasan di Kota Tanjung Redeb juga jadi sorotan DPRD Kabupaten Berau. Salah satunya di kawasan Jalan Milono dan Manunggal, yang dinilai mengganggu wajah kota.

Ketua DPRD Berau, Madri Pani, turut menyayangkan hal itu. Persoalan itu diharapakan menjadi perhatian khusus oleh Pemerintah Kabupaten Berau. Dikatakannya, keberadaan pasar "liar" erat kaitannya dengan keindahan wajah kota. Menurutnya, sebelum wajah kota Tanjung Redeb ditata dengan baik dan indah sebagai kesan pertama masuk Kabupaten Berau, semestinya Pemkab Berau dapat menyelesaikan terlebih dahulu kawasan pasar lama yang berada di Jalan Milono. Dimana lokasi tersebut memang pernah menjadi kawasan pasar lama.

“Masih ada masyarakat yang berjualan di sana. Ini membuat kesan kumuh. Padahal kawasan tersebut masih masuk dalam kawasan kota Tanjung Redeb. Permasalahan tersebut dari dulu tidak pernah selesai,” ujarnya.

Menurutnya, Pemkab Berau harus bisa menertibkan kawasan tersebut. Terlebih, pasar identik dengan kesan bau yang khas. Ia tidak ingin ada masyarakat mengeluhkan bau. "Ditambah lagi membuat jalan di kawasan itu jadi sempit lantaran banyak kendaraan yang parkir di sana," katanya.

Selain mengurangi keindahan kota, menurutnya keberadaan pasar "liar" juga berdampak pada pedagang di pasar induk Sanggam Adji Dilayas. Jika masih ada pasar di wilayah perkotaan, tentunya akan mengurangi pemasukan pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Apalagi lokasi pasar Sanggam Adji Dilayas terbilang jauh dari pusat kota.

"Coba logikanya ya, masyarakat yang mau menuju ke pasar Sanggam Adji Dilayas itu melewati beberapa pasar "liar". Pasar "liar" ini kan tidak hanya ada dikawasan Jalan Milono,” tegasnya. (mar)