Migor Sulit Didapat, Harga Cabai Makin ‘Pedas’, Emak-Emak Kian Menjerit

- Kamis, 17 Maret 2022 | 20:04 WIB
HARGA MEROKET: Salah satu pedagang cabai di Pasar Bebanir Bangun. Saat ini harga cabai tengah melonjak tinggi.
HARGA MEROKET: Salah satu pedagang cabai di Pasar Bebanir Bangun. Saat ini harga cabai tengah melonjak tinggi.

TANJUNG REDEB – Belum selesai persoalan kelangkaan minyak goreng (migor), masyarakat kembali dihadapkan dengan naiknya harga cabai di pasaran. Kenaikannya bahkan mencapai dua kali lipat dari harga normal.

Seorang ibu rumah tangga, Anita mengaku terkejut akan naiknya harga cabai di pasaran. Sebab, pekan lalu ia menyebut harga cabai masih berkisar Rp 48 ribu per kilogramnya. Sementara saat ini sudah mencapai Rp 100 ribu hingga Rp 110 ribu per kilogram.

“Kenaikkan harganya sampai dua kali lipat, dan terasa sekali naiknya itu,” keluhnya kepada awak media ini.

Ia pun meminta pemerintah segera turun tangan, untuk mengatasi persoalan tersebut. Karena kondisi saat ini sudah cukup menyulitkan masyarakat, dengan susahnya mendapatkan minyak goreng, ditambah harga cabai yang meningkat tajam.

“Harus ada tindakan dari Pemkab Berau agar bisa menstabilkan harga, karena kita sudah disusahkan dengan minyak goreng, sekarang harga cabai lagi yang menjadi kendala,” tuturnya.

Kenaikan harga cabai ini turut diamini Sunarti, salah seorang pedagang sembako. Ia menyebut, normalnya harga cabai pada kisaran Rp 50 ribu per kilogram. Namun, saat ini sudah mencapai Rp 100 ribu per kilogramnya. “Memang kita mengambil dari pemasok harganya sudah naik,” jelasnya.

Tingginya harga cabai ini menurutnya, karena stok yang menipis dan sulitnya mendapat pasokan dari luar daerah. “Karena jika stok menipis maka harga juga naik, kita juga tidak bisa apa-apa dan mengikuti harga dari pemasok saja,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Pedagangan (Diskoperindag) Berau, Salim mengatakan memang terjadi kenaikan harga pada komoditas cabai. Kenaikan itu disebabkan karena kurangnya pasokan cabai dari luar daerah.

“Stok kita kurang, karena memang pasokan dari luar juga susah. Banyak petani yang gagal panen sehingga berimbas ke Kabupaten Berau,” ujarnya.

Ia menjelaskan, naik turunnya harga cabai acap kali tergantung dari cuaca. Karena, dengan terjadinya musim hujan seperti saat ini, maka banyak petani cabai yang gagal panen. Sehingga berakibat menipisnya stok cabai untuk didistribusikan ke Kabupaten Berau.

“Petani cabai kita sebenarnya ada, tetapi memang karena panen mereka juga berkurang, jadi stok tidak cukup,” terangnya.

Maka dari itu, ia juga sudah meminta anggotanya melakukan pengecekan terkait harga cabai di pasaran. “Ada petugas kita yang selalu mengecek harga di pasar, nanti jika memang masih seperti ini, akan kami lakukan operasi pasar,” tandasnya.(aky/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X