Kepala Dinas Diminta Dicopot, Wakil Bupati Bilang Jangan Cari Kambing Hitam

- Kamis, 17 Maret 2022 | 20:05 WIB
Gamalis
Gamalis

TANJUNG REDEB - Wakil Bupati Berau, Gamalis turut mengomentari tuntutan mahasiswa, agar Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau diganti. Karena dinilai tidak bisa mengatasi permasalahan kelangkaan minyak goreng (Migor) di Kabupaten Berau.

Menurutnya, kelangkaan minyak goreng tidak hanya terjadi di Bumi Batiwakkal-sebutan Kabupaten Berau. Melainkan di hampir seluruh daerah di Indonesia. Persoalan tersebut bahkan sudah menjadi isu nasional.

Saat ini, kata dia, fokusnya bukan mencari siapa yang pantas disalahkan. Melainkan, solusi agar minyak goreng di Berau bisa tersedia dan kembali normal. "Apakah hal itu (mengganti Kepala Diskoperindai, red) menjadi solusi satu-satunya? Kan tidak," katanya, Rabu (16/3).

"Jadi mari kita sama-sama mencari solusi, agar kelangkaan tersebut bisa teratasi," sambung Gamalis.

Ia beranggapan, kepala Diskoperindag Berau saat ini patut diberi kesempatan untuk terus bekerja. Bahkan, Gamalis melihat kepala Diskoperindag saat ini sudah bekerja secara maksimal, dengan berkeliling ke Kota Bontang hingga Samarinda, untuk mencari solusi terkait minyak goreng.

 "Bagi Saya biarkan dia bekerja dulu, beri kesempatan dia untuk bekerja. Mudah-mudahan migor ini segera terselesaikan," ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Wali Kota Bontang, Basri Ras untuk membantu mengatasi persoalan minyak goreng di Berau. Sebab, Bontang memiliki satu perusahaan pengolahan kelapa sawit menjadi migor. Pihaknya, meminta perusahaan tersebut untuk menyuplai migor ke Kabupaten Berau, jadi bukan hanya untuk Bontang, Kutim dan Kukar saja.

"Makanya, beberapa waktu lalu saya dengan Kepala Diskoperindag Berau datang ke Kota Bontang untuk melobi hal itu," terangnya.

Alasan kuatnya, karena beberapa bagian bahan baku kelapa sawit yang digunakan berasal dari Kabupaten Berau. Maka dari itu, Berau dinilai berhak untuk meminta jatah migor dari Kota Bontang. "Menjadi salah satu solusi lagi untuk kita mengatasi kelangkaan migor," tegasnya.

Selain itu, pihaknya mencoba meminta para pelaku usaha migor industri untuk mengaktifkan kembali usahanya, khususnya yang ada di kampung-kampung bagian pesisir. Sepeti Kecamatan Maratua dan Bidukbiduk.

Dari perbincangannya dengan salah satu pelaku usaha migor di Teluk Sulaiman. Gamalis menyebut, dari 200 biji kepala, bisa menghasilkan 20 botol migor. Sementara, untuk mendapat satu liter, membutuhkan satu setengah botol. Migor tersebut dijual seharga Rp 20 ribu per botol. 

"Paling tidak itu bisa mengatasi suplai migor yang ada di daerah Teluk Sulaiman," sebutnya. Ia menambahkan, di Kecamatan Maratua sendiri, kata dia, belum ada yang mengeluhkan kelangkaan migor. Karena warga memanfaatkan minyak kelapa.

Terkait jatah migor satu juta liter dari Kaltim, pihaknya masih mengupayakan agar Berau mendapat jatah tersebut. Sebab, diberitakan sebelumnya, jatah tersebut hanya untuk daerah Selatan Kaltim dan Kabupaten Berau tidak termasuk. Karena dinilai lebih dekat dengan daerah Kaltara.

 "Belum ada laporan lebih lanjut dari Kepala Diskoperindag terkait migor satu juta liter tersebut. Saya juga masih mengupayakan berbicara dengan Wagub Kaltim," tandasnya.(hmd/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Dishub PPU Desak Pemprov Bangun Terminal Tipe B

Sabtu, 27 April 2024 | 10:30 WIB

DPRD Berau Soroti Ketahanan Pangan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:57 WIB

Kampus dan Godaan Rangkap Jabatan

Sabtu, 27 April 2024 | 08:44 WIB

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB
X