TANJUNG REDEB – Kawasan wisata air panas yang berada di antara dua kampung yakni Biatan Bapinang dan Tabalar Muara menjadi polemik, hingga diperebutkan dua kampung tersebut.
Sementara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau mengaku belum ada audiensi antara kedua belah pihak terkait persoalan tersebut.
Namun dipastikan Kepala Disbudpar Berau, Masrani, agar tidak terjadi dualisme kepengurusan dan menimbulkan polemik di tengah masyarakat, pihaknya akan segera melakukan mediasi antara kedua belah pihak.
“Ini akan kita tindaklanjuti karena potensi wisatanya sangat tinggi,” ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (25/3).
Dijelaskan, polemik bermula karena sebagian besar titik pemandian air panas berada di Kampung Biatan Lempake, sedangkan fasilitas pelengkap lainnya seperti kamar mandi berada di Kampung Tabalar Muara. Dan untuk pengelola masih belum jelas dilakukan oleh siapa, apakah pihak ketiga atau Pemkab Berau.
Sebelumnya, pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK), mengingat ini merupakan permasalahan kampung dan berkaitan dengan batas kampung. “Karena penetapan wilayah batas ini yang jadi penyebabnya,” katanya.
Hal ini dipastikannya akan segera diselesaikan, mengingat pihaknya telah membuat master plan dengan anggaran mencapai miliaran rupiah, guna terus membenahi fasilitas penunjang di destinasi wisata tersebut.
“Inikan menarik, selain itu kan belum ditemukan lagi sumber mata air panas seperti di Bapinang ini,” pungkasnya. (hmd/sam)