Dulunya Sulit Memasarkan, Kini Mampu Raup hingga Rp 30 Juta

- Senin, 28 Maret 2022 | 20:14 WIB
MULAI DIRASAKAN: Haji Mardan menunjukkan hasil panen padi dari Kelompok Tani Suka Maju, di Kampung Sei Bebanir Bangun, Sambaliung.
MULAI DIRASAKAN: Haji Mardan menunjukkan hasil panen padi dari Kelompok Tani Suka Maju, di Kampung Sei Bebanir Bangun, Sambaliung.

Potensi pertanian di Bumi Batiwakkal sangat menjanjikan. Namun belum tergarap secara maksimal. Hal inilah yang mendorong sejumlah pihak ketiga, memberi dukungan terhadap kelompok tani di sekitar wilayah operasionalnya. Seperti yang dirasakan Kelompok Tani Suka Maju, Kampung Sei Bebanir Bangun.

MAULID HIDAYAT, Sambaliung

PERJALANAN panjang sudah dilalui kelompok tani Suka Maju, di Kampung Sei Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung. Merintis sejak 10 tahun lalu, kelompok tani ini terus mencari nafkah melalui bulir-bulir padi yang mereka tanam.

Di balik kelompok tani ini, terdapat seseorang bernama Haji Mardan yang merupakan penggagas kelompok tani tersebut. Ia mengungkapkan, dari awal bersama rekannya membuka lahan pertanian, tidaklah mudah. Karena harus mengalami gagal panen terlebih dahulu.

Gagal panen yang dirasakannya pertama kali itu, membuat ia dan rekan-rekannya belajar banyak. Hingga akhirnya mereka mulai berhasil panen dua kali setahun. “Saya bilang, kita usahakan panen dua kali setahun. Alhamdulillah sampai sekarang kita buka lahan ini dua kali setahun,” ujarnya.

Setelah berhasil panen dua kali dalam setahun, Haji Mardan dan kelompoknya, kembali menemui kendala. Mereka tidak memiliki mesin perontok padi. Sedangkan hasil panen mereka sudah lumayan banyak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Haji Mardan dan kelompoknya terpaksa menggunakan cara manual yakni dengan cara diinjak dan dihampas (dibanting, red). Padahal, di daerah lain khususnya di Pulau Jawa dan Sulawesi sudah menggunakan cara lebih modern, yakni menggunakan mesin perontok padi. “Cara kita memang tertinggal dulu itu,” paparnya.

Karena itu, Haji Mardan berkesempatan diajak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk studi banding ke Makassar. Kesempatan itupun tak ingin disia-siakannya, agar bisa banyak ‘mencuri’ ilmu dari para kelompok tani yang ada di Kota Daeng itu.

Hingga akhirnya ketika tiba di Bumi Batiwakkal, ia langsung membeli mesin perontok padi. Hasilnya pun langsung dirasa memuaskan. Namun tentu dengan satu unit saja, akan memakan waktu yang cukup lama jika harus mem-back up hasil pertanian di lahan seluas 13 hektare milik kelompoknya.

Dirinya pun mengajukan bantuan kepada Dinas Pertanian, supaya mendapat mesin perontok padi. Alhasil, kelompoknya kini mempunyai lima mesin perontok padi sendiri. “Masalah tidak berhenti di situ saja, ada lagi,” ujarnya tertawa sembari melanjutkan ceritanya.

Meskipun hasil panen sudah mencapai 4 ton dalam satu hektarenya, mereka kesulitan mendapatkan pasar. Akhirnya padi tersebut terkadang dijual dengan harga murah. Dan dilirik Dinas Pangan dengan harga Rp 11 ribu perkilogram. Namun diakuinya, hasil panen mereka tidak bisa dibeli sepenuhnya. “Kan lahan itu ada 13 hektare, terus digarap sama 23 petani,” jelasnya.

Berjalannya waktu, pada tahun 2019 perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, yakni PT Berau Coal, mulai masuk ke kampung tersebut. Secercah harapan muncul dari hasil pertemuan tersebut. Berau Coal masuk dengan memberikan pelatihan dan pemberian bibit unggul. Bahkan membeli padi basah para petani Kampung Sei Bebanir Bangun. “Kita dibantu bibit sama Berau Coal,” paparnya.

Selain membeli padi basah, Berau Coal disampaikan oleh Haji Mardan juga membeli beras hasil pertanian mereka secara konsisten dan berkelanjutan. Tentu hal ini membawa angin segar bagi mereka yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian tersebut.

“Dengan masuknya PT Berau Coal ini, dibantu bibit dan padinya itu dibeli oleh mereka. Mereka jadi pasar tetap. Kami  jauh lebih mudah menjualnya, karena sudah pasti ada pembelinya,” ucapnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB

Panitia Seleksi Penerimaan Polri Disumpah

Senin, 22 April 2024 | 10:45 WIB
X