TANJUNG REDEB – Ketua DPRD Berau, Madri Pani menganggap sistem keamanan di Jobber Berau di Kampung Samburakat, Kecamatan Gunung Tabur masih lemah. Pasalnya saat melakukan sidak beberapa waktu lalu, ia tidak ditemukan petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk.
Madri menilai, hal ini kurang tepat, pasalnya daerah tersebut menyimpan bahan yang mudah terbakar. Dan bisa berakibat fatal jika terjadi sesuatu. Terlebih area jobber yang sangat dekat dengan perkampungan.
“Waktu sidak, kami buka sendiri gerbangnya. Penjaganya tidak ada,” ujarnya kepada Berau Post.
Dengan kondisi tanpa penjagaan, bisa saja orang bebas keluar masuk berbuat jahat. Tentu akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat Berau dan Kaltara. Pasalnya pasokan bahan bakar minyak (BBM) tentu akan terpengaruh. “Ini dampaknya jelas. Saya harap pihak Jobber melakukan langkah bijak,” ujarnya.
Diakuinya, memang pihaknya melakukan sidak pada jam istirahat yakni pada pukul 12.00 Wita. Namun meskipun saat istirahat minimal pintu masuk menuju ke Stasiun Pengisian Bahan Bulk Elpigi (SPBE) digembok. “Informasinya itu ada di sana. Meskipun belum ready, tapi tetap berbahaya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setkab Berau, Kamaruddin menegaskan, dengan adanya kelalaian ini, bisa menyebabkan pasokan BBM berkurang. Bahkan menyebabkan kelangkaan. “Jangan sampai karena kelalaian tersebut bisa menyebabkan kelangkaan,” tegasnya.
Dilanjutkannya, seharusnya pihak Jobber bisa menempatkan minimal satu atau dua penjaga di pintu masuk, agar saat ada yang ingin datang bisa didata, keperluannya apa. Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada yang ingin berbuat jahat, meskipun area tersebut dikelilingi CCTV.
“CCTV kan tidak bisa menjamin. Apabila sudah terjadi siapa yang akan disalahkan,” pungkasnya. (hmd)