Perlu Penjagaan Ketat

- Selasa, 26 April 2022 | 20:09 WIB
AKSES WISATAWAN: Dermaga wisata di Tanjung Redeb dan dermaga Tanjung Batu merupakan akses masuknya wisatawan ke sujumlah objek wisata di Kepulauan Derawan. Untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 di masa libur Lebaran nanti, pemerintah berencana menerapkan satu pintu masuk ke objek wisata.
AKSES WISATAWAN: Dermaga wisata di Tanjung Redeb dan dermaga Tanjung Batu merupakan akses masuknya wisatawan ke sujumlah objek wisata di Kepulauan Derawan. Untuk menekan lonjakan kasus Covid-19 di masa libur Lebaran nanti, pemerintah berencana menerapkan satu pintu masuk ke objek wisata.

TANJUNG REDEB – Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau adalah salah satu daerah yang kaya akan objek wisata. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa momen libur Lebaran nanti Kabupaten Berau akan menjadi salah satu tempat yang akan di kunjungi oleh wisatawan.

Adanya hal itu juga menjadi perhatian dari Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga. Dirinya menerangkan bahwa berkaca dari tahun-tahun sebelumnya Berau ini adalah incaran bagi para wisatawan untuk berlibur karena memang banyak pilihan objek wisata yang sangat bagus. “Tidak bisa kita pungkiri nanti pasti akan banyak wisatawan yang akan masuk ke sini (Berau, Red) sehingga perlu adanya langkah antisipasi,” terangnya kepada awak media Senin (25/4).

Beberapa waktu lalu dirinya juga sempat mendengar adanya aturan-aturan yang akan diberlakukan untuk wisatawan yang akan mengunjungi objek wisata. Salah satunya dengan menerapkan satu pintu. Dan menurutnya itu sangatlah baik demi menjaga keamanan saat berlibur. “Kita sangat setuju dengan aturan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau dengan membuat aturan satu pintu kepada para wisatan yang masuk,” jelasnya. “Hal itu dilakukan demi menekan lonjakan kasus Covid-19, yang sempat terjadi beberapa waktu lalu,” sambungnya.

Dengan adanya penerapan satu pintu ini, menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut perlu ada persiapan yang bagus. Menurutnya perlu adanya penjagaan ketat di setiap pintu masuk atau dermaga dan tempatkan petugas sesuai bidangnya. “Jadi persiapannya juga harus sangat matang jika menerapkan satu pintu seperti ini. Seperti di dermaga juga harus ada orang-orang yang mengerti untuk penjagaan, intinya itu adalah tugaskan mereka dengan tupoksinya masing-masing,” tambahnya.

Menurut Saga itu sangatlah penting. Karena, jika diberikan sesuai tupoksi masing-masing, maka semua kegiatan juga akan berjalan dengan lancar dan tidak akan terkendala apapun. “Beri tugas sesuai bidangnya, saya yakin itu berjalan dengan baik jika semua bekerja dengan bidangnya sendiri,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten, Nofian Hidayat menjelaskan salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19, khususnya di kawasan Derawan dan Maratua adalah dengan menerapkan satu pintu masuk destinasi wisata. Meskipun ia mengakui hal itu akan sulit diterapkan. Pasalnya, banyak wisatawan yang masuk melalui Tarakan dan langsung menuju ke area destinasi wisata. “Jadi kemungkinan, kita pakai satu dermaga saja untuk dua destinasi wisata itu,” katanya.

Ia melanjutkan, untuk pengawasan sendiri, akan dilakukan oleh tim Satgas Kecamatan. Terlebih saat ini, Berau masih berada di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2. “Kita tidak tutup destinasi wisata. Itu bukan solusi. Kita ketatkan pengawasan,” ujarnya.

Sebab, ia menjelaskan, jika destinasi wisata ditutup, akan berpengaruh pada pendapatan masyarakat. Dampaknya, perekonomian yang mulai bangkit, akan kembali tertahan.

Selain itu, untuk mengatasi masyarakat yang belum vaksin masuk ke destinasi wisata, pihaknya akan membuka posko untuk dilaksanakan vaksinasi di tempat. “Untuk menunjukan PCR atau antigen tidak. Tapi tunjukan surat vaksin. Jika belum, kita vaksin di tempat,” ucapnya.

Lokasi vaksinasi akan ditempatkan di Tanjung Batu serta dermaga kampung, sebagai pintu masuk ke Pulau Derawan. Untuk Maratua, juga akan diterapkan di dermaga kampung yang ditunjuk nantinya. Sedangkan Bidukbiduk, akan diterapkan di pintu masuk ke Labuan Cermin dan Kaniungan.

“Kami tidak ingin ada klaster Idulfitri, jika tidak mau divaksin, kita suruh pulang,” tegasnya.

Di sisi lain, Nofian juga meminta camat dan satgas kecamatan, tegas dalam melakukan penindakan. Pasalnya, jika peraturan tersebut dibuat namun tidak dilaksanakan, yang rugi juga masyarakat. “Jangan ada peraturan tapi tetap ’los’ masuknya (wisatawan, red),” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, tren kesembuhan terus terjadi di Bumi Batiwakkal. Dua pekan menjelang Idulfitri, ia berharap tidak ada penambahan kasus. Dengan kasus aktif saat ini sudah mencapai tujuh kasus.

“Kita berharap sinergi antara tim Satgas Kabupaten dan Kecamatan bisa ketat. Jangan sampai, ada klaster baru saat libur Idulfitri nanti,” pungkasnya  (aky/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB
X