TANJUNG REDEB – Kasus stunting masih banyak didapati di Berau. Bahkan kata Wakil Bupati Berau Gamalis, berdasarkan data yang dia terima dari Dinas Kesehatan pada semester satu, masih ada 18,80 persen dari 4.366 balita yang diperiksa dinyatakan mengalami stunting.
Hal itu pun membuat Berau tergabung dengan Panajem Paser Utara (PPU), Mahakan Ulu, dan Bontang, masuk dalam daerah fokus penaganan stunting pemerintah yang penganggarannya melalui Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Disebutnya juga, berdasarkan pemataan terdapat 16 lokasi khusus stunting di Berau yakni Kampung Tanjung Batu, Labanan Jaya, Gunung Tabur, Sambaliung, Maluang, Kasai, Suaran, Sukan Tengah, Karang Ambun dan Tumbit Dayak, yang penaganannya melalui APBN.
Sisanya yakni Kampung Talisayan, Kampung Bugis, Bebanir Bangun, Melati Jaya, Bohesilian dan Tumbit Melayu, penaganannya dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Penetapan ini berdasarkan kasus dan potensi stunting yang terjadi serta indikator lainnya. Sehingga Pemkab Berau mengambil langkah untuk melakukan pencegahan dan penanganan di masing-masing lokus,” kata Gamalis, Senin (25/4).
Untuk mengatasi persoalan ini, dia meminta agar pelaksanaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) untuk diaktifkan kembali. Untuk memberi pemahaman kepada ibu hamil, lebih menjaga nurtrisi mereka dan si bayi yang ada dalam kandungan.
Dia juga meminta Dinkes juga terus melakukan sosialisasi terhadap kader posyandu dan juga masyarakat, khususnya bagi wanita yang usia di bawah 25 tahun dan di atas 35 tahun, karena menjadi sangat rentan anak mengalami stunting. (hmd/sam)
