TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau mendapat guyuran dana sebesar Rp 1 miliar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Anggaran itu ditujukan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kabupaten Berau.
Kepala Bidang Pariwisata, Disbudpar Berau, Samsiah, bantuan tersebut diperuntukan untuk meningkatkan SDM di sektor pariwisata. Rencananya, akan digunakan untuk tujuh pelatihan. “Belum mulai, tapi anggarannya sudah ada,” katanya kepada awak media ini, Kamis (28/4).
Dikatakan Samsiah, meskipun program ini program Kemenparekaf, tapi selaku penanggungjawab di daerah, Disbudpar Berau bisa menentukan pelatihan apa saja yang akan dilakukan dan paling dibutuhkan. “Dana dari mereka (kementrian, red),” paparnya.
Namun, pelaksanaan pelatihan disebutnya belum bisa dilaksanakan. Sebab, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dari Kemenparekraf. Apalagi selama ini ia mengungkapkan, juknis yang dikeluarkan kerap berubah-ubah.
Ia pun menyebut perubahan terakhir pada juknis dilakukan pada Maret lalu. Namun hingga kini belum disampaikan kepada Disbudpar Berau, mengenai juknis terbaru. “Kami terkendala dijuknis untuk pelaksanaannya,” kata Samsiah.
Lebih lanjut, rencana tersebut sebenarnya sudah masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Tetapi hingga kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak Kemenparekraf. Selain itu, pelatihan juga dipastikan akan dilakukan pada tahun ini. “Untuk pastinya kami juga belum tahu, karena masih berkoordinasi,” ungkapnya.
Adapun tujuh pelatihan yang akan dilakukan pihak Disbudpar yakni, pengelolaan homestay atau penginapan, ekowisata, pemandu ekowisata, pengelolaan destinasi desa wisata, digitalisasi hingga ekonomi kreatif. Sasarannya merupakan kelompok sasar wisata (Pokdarwis) di setiap kampung. Dengan kuota 40 orang per pelatihan. "Jadi, targetnya ada 280 SDM yang dilatih," ujarnya.
Pada tahun lalu, Samsiah menyebut hanya bisa mengadakan empat dari tujuh pelatihan. Lantaran juknis pusat yang kerap kali berubah-ubah. Sehingga, pelatihan baru bisa diadakan saat akhir tahun. Sementara pihaknya kesulitan mengejar target, sebab keterbatasan waktu.
"Sebenarnya kami siap kapan saja pelatihan tersebut dilakukan. Kalau juknis sudah oke dan dananya sudah turun bisa segera diadakan," pungkasnya.(hmd/arp)