Komoditi Sawit jadi Primadona

- Jumat, 29 April 2022 | 16:41 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

TANJUNG REDEB – Sawit saat ini menjadi primadona di Bumi Batiwakkal -sebutan Kabupaten Berau. Bahkan komoditi ini mampu menggeser lada dan kedelai. Menurut data dari Dinas Perkebunan Berau, mayoritas para pekebun, beralih menanam sawit.

Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Berau, Lita Handini yang dikonfirmasi pada Kamis (28/4) mengatakan, pergeseran komoditi perkebunan saat ini telah terjadi. Ia mencontohkan, di Kampung Merancang Ilir yang dahulu mayoritas masyarakat bergantung tanaman lada, kini perlahan kebun warga ditanami kelapa sawit. “Warga seperti itu, mana yang lebih menguntungkan, ya itu yang ditanam,” jelasnya.

Namun, dirinya mengingatkan kepada pekebun, bahwa harga Tandan Buah Segar (TBS) tidak pasti dan gampang naik turun. Saat ini harga sedang bagus, tetapi pihaknya tidak bisa menjamin harga yang saat ini berlaku akan terus seperti itu. “Sempat pada beberapa tahun lalu harga TBS itu anjlok sampai Rp 600 per kilogram,” ucapnya.

Untuk menurunkan risiko tersebut, pihaknya berupaya menggalakkan upaya kemitraan jangka panjang antara pekebun, koperasi dengan pabrik. Jadi  berdasarkan pada Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian tTandan Buah Segar, kelapa sawit produksi pekebun itu kan diarahkan bermitra sepanjang 10 tahun. Menurutnya, program kemitraan lebih menguntungkan kedua belah pihak. Sebab, pabrik punya keberlangsungan pasokan bahan karena telah bekerja sama dengan petani dan petani tidak repot harus mencari pembeli.

“Semisal sudah ditetapkan 1.000 hektare, maka itu yang akan masuk ke perusahaan,” tegasnya.

Dirinya juga meminta ketegasan dari pabrik kelapa sawit harus berani menjamin TBS dengan harga yang layak, jangan dimainkan harganya. Dalam perjanjian diterangkan perusahaan wajib membeli TBS dengan mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya, kegelisahan pekebun akan harga TBS muncul karena tidak ada komitmen, sehingga kemungkinan harga dimainkan tengkulak itu ada.

“Ini yang sedang kami sosialisasikan, ini untuk kepentingan petani, buka kemitraan. Harapannya petani ini kan setiap tahun semakin sejahtera,” pungkasnya. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X