Cegah Hepatitis, Pintu Masuk Wisata di Berau Direvisi

- Senin, 9 Mei 2022 | 12:56 WIB
PADAT: Wisawatan memadati Dermaga Sanggam dan Tanjung Batu, untuk menyeberang ke area destinasi wisata, baik Derawan maupun Maratua.
PADAT: Wisawatan memadati Dermaga Sanggam dan Tanjung Batu, untuk menyeberang ke area destinasi wisata, baik Derawan maupun Maratua.

TANJUNG REDEB – Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19, Kabupaten Berau, Nofian Hidayat, yang dikonfirmasi pada Minggu (8/5) mengungkapkan, penerapan pemeriksaan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara di pintu masuk wisata, memang perlu evaluasi.

Hal ini karena selain serangan Covid-19, dikhawatirkan serangan hepatitis masuk ke Bumi Batiwakkal. Dijelaskan Nofian, hepatitis menurut data yang diberikan Kementrian Kesehatan, sangat mirip dengan gejala Covid-19, sehingga sulit untuk membedakan antara hepatitis dan Covid-19.

“Awalnya kita di pintu masuk hanya pemeriksaan Covid-19, namun dengan isu hepatitis, kita tingkatkan pemeriksaan,” ujarnya.

Pria yang juga menjabat sebagai kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau ini mengatakan, evaluasi ini guna mencegah penularan hepatitis, yang sudah masuk ke Indonesia, tepatnya di Jakarta dan menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

“Kita belum bebas dari Covid-19. Perilaku hidup bersih juga penting guna mencegah hepatitis,” tambahnya.

Selain itu, Nofian tidak mengelak, masih ditemukan wisatawan yang hendak masuk ke destinasi wisata namun tidak vaksin, sehingga pihaknya menawarkan vaksin di tempat. Baik dosis pertama, kedua dan ketiga.

“Ada saja, kita pahami, mereka mengatakan, lokasinya jauh dari kota, akhirnya kita tawarkan untuk vaksin di lokasi,” tuturnya.

Menurutnya hal tersebut bisa dilaksanakan, asalkan wisatawan tersebut memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia. Dijelaskannya, hal ini juga bertujuan guna mempercepat vaksinasi di Indonesia. “Jika mereka tidak mau, kita suruh balik kanan (pulang, Red.),” tegasnya.

Ia melanjutkan, selain pemeriksaan suhu tubuh dan vaksin, pihaknya juga melakukan antigen secara random kepada wisatawan. Dari beberapa sample yang diuji, Nofian mengatakan, tidak ada wisatawan yang terpapar Covid-19.

“Hingga sepekan Idulfitri kasus di Berau tidak mengalami kenaikan. Kemudian menerapkan random antigen, dan tidak ada yang teridentifikasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, untuk warga negara asing (WNA) dilakukan antigen lagi setibanya di Berau, sedangkan untuk WNI tidak dilakukan antigen ulang, asal telah melakukan booster. Diakui Nofian, memang ditemukan beberapa yang mencurigakan, seperti menggunakan jaket siang-siang, langsung dilakukan pengecekan, ada juga yang batuk dan bersin, dicek juga, ternyata aman.

“Kita masih terus revisi sistem penjagaan pintu masuk di Berau, maupun ke tempat destinasi,” pungkasnya. (hmd/kpg/kri/k16) 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X