Petani Gagal Panen

- Kamis, 12 Mei 2022 | 19:54 WIB
MULAI SURUT: Banjir yang terjadi di Kampung Tumbit Melayu dan Tumbit Dayak sudah mulai surut. Namun sebagian besar ruas jalan di kedua kampung tersebut masih terendam air kemarin (11/5).
MULAI SURUT: Banjir yang terjadi di Kampung Tumbit Melayu dan Tumbit Dayak sudah mulai surut. Namun sebagian besar ruas jalan di kedua kampung tersebut masih terendam air kemarin (11/5).

TANJUNG REDEB – Tingginya intensitas hujan di wilayah hulu Sungai Kelay, mengakibatkan beberapa wilayah di Kecamatan Sambaliung dan Teluk Bayur tergenang. Khususnya di Kampung Tumbit Melayu dan Tumbit Dayak yang saat ini berstatus waspada.

Masyarakat RT 1 Kampung Tumbit Melayu Aris Fadilah menuturkan, naiknya air terjadi sejak Selasa (10/5) lalu. Beberapa warga sudah ada yang meninggalkan rumahnya karena air sudah menggenangi rumah mereka. “Naiknya air yang parah pada Selasa lalu, saat ini sudah turun airnya, hanya beberapa rumah saja yang masih terendam banjir di RT 1 dan RT 2,” ujarnya kepada awak media ini, Rabu (11/5).

Walau air sudah mulai surut, Aris menuturkan ketinggian genangan air masih sekitar 1 meter. “Dari April sampai Mei ini, sudah 7 kali banir. Cuma yang paling tinggi itu, hari Selasa, sampai 2 meter air pasang,” ungkapnya.

Para petani di Tumbit Melayu dan Tumbit Dayak, lanjut Aris, mengalami kerugian sangat besar akibat banjir kali ini. Sebab, seluruh hasil pertanian dan perkebunan mereka, rusak terendam air. “Semua gagal panen,” ujar dia.

Kondisi itu diakui Saiful, salah satu petani di Kampung Tumbit Dayak. “Semua tanaman sudah rebah, mulai dari cabai, terong, yang lain-lainnya, habis semua,” akunya. Padahal, ujar dia, tanaman-tanaman di kebunnya hanya tinggal menunggu beberapa hari lagi untuk dipanen.

“Gagal semua dipanen. Rugi banyak kami,” ungkapnya.

Diakuinya, banjir yang merendam kampungnya memang bukan hal baru. Hampir setiap tahun terjadi. Untuk itu, dirinya bersama masyarakat lainnya, berharap adanya solusi konkret dari Pemkab Berau untuk mengatasi persoalan banjir tahunan yang terjadi di wilayah Tumbit dan sekitarnya. “Harus ada perhatian pemerintah agar masyarakat tidak merasakan banjir lagi. Karena masyarakat selalu mengalami kerugian yang tidak sedikit,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Datu Hasbi, menerangkan bahwa banjir di Tumbit Melayu dan Tumbit Dayak adalah banjir kiriman dari wilayah hulu. Diakuinya, wilayah tersebut memang menjadi langganan banjir tiap tahun. “Ini terjadi karena luapan air sungai dari hulu, sehingga mengakibatkan air meluap hingga ke wilayah perkampungan,” terang dia.

Saat melakukan pendataan kemarin, banjir yang terjadi di Kampung Tumbit Dayak merendam tiga rumah di lingkungan RT 1. Sementara di Tumbit Melayu banjir merendam dua rumah di wilayah RT 6. “Tapi kami masih melakukan pendataa untuk memastikan jumlah rumah yang terendam,” katanya.

Diakuinya, walau banjir terus terjadi setiap tahun, hanya tersisa beberapa rumah warga saja yang sampai terendam. Sebab, sebagian besar rumah warga di wilayah tersebut sudah didesain tinggi, untuk mengantisipasi banjir. “Seperti rumah panggung, jadi banjirnya sampai di bawah-bawah rumah warga saja sekarang ini. Karena sudah mulai surut juga,” pungkasnya. (aky/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X