“Kalau Tidak Ikut, Saya Tidak Mampu Bayar Biaya Operasi”

- Senin, 30 Mei 2022 | 20:18 WIB
TINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI: Tim dokter saat melakukan operasi bibir sumbing kepada salah satu peserta di RSUD dr Abdul Rivai, Sabtu (28/5).
TINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI: Tim dokter saat melakukan operasi bibir sumbing kepada salah satu peserta di RSUD dr Abdul Rivai, Sabtu (28/5).

Bukan sekadar mengumpulkan zakat dan sedekah dari masyarakat. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Berau, juga rutin menggelar bakti sosial. Salah satunya dengan memfasilitasi gelaran operasi bibir sumbing, bagi masyarakat Bumi Batiwakkal yang dilaksanakan pada Sabtu (28/5) lalu.

SUMARNI, Tanjung Redeb

SEBANYAK 23 pasien sudah berkumpul di salah satu ruang yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, sejak pukul 13.30 Wita, Sabtu lalu. 23 pasien yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 21 anak-anak, akan mendapat giliran menjalani operasi bibir sumbing yang diinisiasi Baznas Berau, bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Berau, RSUD dr Abdul Rivai, serta tim dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Dalam tindakan operasi perbaikan pada celah bibir atau celah langit-langit ini, setidaknya melibatkan belasan tenaga medis. Terdiri 6 dokter gigi spesialis bedah mulut yang dipimpin Dekan FKG Unhas Makassar. Ditambah 4 spesialis bedah mulut yang sudah bekerja di ruang operasi. Kemudian 1 dokter anastesi, 4 dokter residen yang sekolah di bedah mulut, 3 perawat anastesi, dan juga beberapa tenaga administrasi.

"Tim didukung penuh dari dokter anastesi, dokter anak, dokter radiologi, dokter penyakit dalam, dokter patologi klinik, dan dokter spesialis yang ada di RSUD Abdul Rivai," ujar Direktur RSUD Abdul Rivai, dr Jusram saat pelaksanaan bakti sosial berlangsung.

Dikatakannya, dari puluhan kuota yang disiapkan, yang memenuhi persyaratan untuk menjalani operasi bibir sumbing hanya 23 orang. Karena ada calon pasien bayi dinilai belum bisa menjalani operasi bibir.

Dijelaskannya, untuk bayi, berat badan minimal harus 5 kilogram dengan usia minimal 3 bulan. Sebab mulut bayi akan terlalu sempit jika harus dilakukan tindakan operasi. Karena itu, bayi perlu mendapatkan nutrisi yang cukup agar sehat serta dapat dilakukan tindakan dengan segera.

Jusram menerangkan, bibir sumbing memang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dilakukan perbaikan atas celahnya dengan cara melakukan operasi langit mulut serta gusi. Hal ini perlu dilakukan agar fungsi bibir dan mulut untuk mengecap, makan, minum, bicara, serta penampilannya, dapat terlihat lebih normal.

Operasi bibir sumbing dapat dilakukan dengan waktu relatif singkat, namun pasien harus melalui masa pascaoperasi untuk dilakukan pembersihan luka, jahitan, latihan berbicara, serta makan dan minum. Setelah pulang dari rumah sakit, pasien juga harus menjaga agar luka bekas jahitan tidak kotor.

"Operasi bibir sumbing waktunya memang singkat. Tidak terlalu lama. Tergantung kasus pada pasien. Jika kasusnya ringan, butuh waktu operasi minimal 30 menit. Kalau sudah kasus berat, biasanya 1 jam bahkan lebih," terangnya.

Dijelaskannya, bibir sumbing atau disebut cleft lip and palate, merupakan kelainan yang dapat dilihat dari adanya celah di bibir serta langit mulut. Kelainan ini merupakan kondisi cacat bawaan sejak lahir akibat jaringan rahang dan hidung yang tidak menyatu secara sempurna. Bibir sumbing tidak dapat dicegah, namun orangtua dapat mengurangi faktor-faktor risikonya. Maka  itu, penting bagi orangtua untuk memastikan lingkungan, kesehatan ibu, serta nutrisi bayi terpenuhi.

"Biasanya faktor risiko dari keturunan seperti orangtua, kakek, nenek, maupun saudara kandung yang memiliki bibir sumbing. Itu risiko lebih bagi bayi untuk menderita bibir sumbing. Selain itu faktor penyakit, faktor gizi ibu hamil, maupun faktor lingkungan," jelasnya.

Diakui Jusram, program bakti sosial yang dilakukan ini, tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat. Khususnya mereka yang terkendala dengan biaya operasi. Karena biaya yang harus dikeluarkan tak sedikit. Satu kali operasi bisa sampai Rp 30 juta. Apalagi untuk penanganan bibir sumbing bukan sekali operasi saja agar bisa sempurna.

"Sebenarnya bagi yang mengalami kelainan ini dapat mengurangi percaya diri terhadap anak-anak. Sehingga, adanya kegiatan seperti ini, tentu untuk meningkatkan kepercayaan diri anak-anak dan menghindari terjadinya dikucilkan,” tuturnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X