TANJUNG REDEB – Belakangan ini, nama bupati Berau, Muharram, diusulkan menjadi nama Stadion Mini Olympic yang berada di Teluk Bayur.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi III DPRD Berau, Saga, mengatakan usulan itu perlu dibahas bersama antara Pemkab Berau dengan tokoh-tokoh masyarakat. Pasalnya, jika usulan itu dilihat dari sepeninggalan kepala daerah, menurutnya banyak sekali peninggalan kepala daerah sebelumnya namun tidak memakai nama mereka.
“Seperti Alamarhum Masdjuni sangat banyak sekali peninggalan yang beliau tinggalkan dan tidak memakai nama beliau,” ujarnya kepada Berau Post Selasa (7/6).
Bukan hanya itu saja, bupati Berau 2 periode, Makmur HAPK, menurutnya sangat banyak pembangunan yang didirikan saat dirinya menjabat. Namun, tidak ada bangunan menggunakan nama Makmur HAPK.
“Jadi jika ini (stadion) kita khususkan kepada Alamarhum Muharram, tentunya itu bisa menjadi pertimbangan kita juga menggunakan nama bupati Berau sebelumnya,” ujarnya. “Salah satunya bandara, itu didirikan pada saat pak Makmur menjabat. Seharunya memakai nama Makmur juga,” katanya.
Dirinya mengatakan, hal tersebut bukan semata-mata tidak setuju tetapi demi menghindari terjadinya pro dan kontra. Karena itu, dirinya menyerahkan semua keputusan kepada bupati Sri Juniarsih dan wakil bupati, Gamalis serta para tokoh yang ada di Kabupaten Berau. “Jadi menurut saya bupati dan wakilnya harus melibatkan para tokoh untuk membahas hal ini agar tidak menuai pro dan kontra,” jelasnya.
Sebelumnya, KONI Berau mengusulkan nama Stadion Mini Olimpic yang berada di Kecamatan Teluk Bayur menggunakan nama bupati Berau Almarhum Muharram.
Hal ini disampaikan Ketua KONI Berau, Al Hamid saat rapat persiapan Porprov Kaltim VII di Ruang Rapat Pulau Kakaban Pemkab Berau. “Porprov dan Stadion Mini karena komitmen almarhum, kami meminta stadion nanti setelah diserahkan ke pemerintah daerah, masyarakat meminta namanya Haji Muharram, stadion yang ada di Teluk Bayur,” ujarnya. (aky/har)
