Mangrove Tembudan Jadi Pilot Project CFPC di Kaltim

- Sabtu, 11 Juni 2022 | 20:45 WIB
PERCONTOHAN: Keindahan hutan mangrove di Kampung Tembudan yang menjadi pilot project di Kalimantan Timur.
PERCONTOHAN: Keindahan hutan mangrove di Kampung Tembudan yang menjadi pilot project di Kalimantan Timur.

TANJUNG REDEB – Hutan Mangrove di Kampung Tembudan yang dirintis sejak tahun 2017, kini menjadi pilot project yang ditunjuk langsung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperarekraf). Dengan luas lahan mencapai 3.000 hektare, hutan mangrove tersebut menjadi satu-satunya di Kaltim yang dianggap layak sebagai percontohan hutan mangrove di Kaltim.

Menurut Kepala Kampung Tembudan, Noor Iman, Kampung Tembudan jadi satu-satunya kampung di Kalimantan Timur masuk dalam 5 destinasi pilot project dalam program Carbon FootPrint Calculator (CFPC) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenperarekraf). Pilot project itu diperkenalkan Kemenparekraf bersama 2 program lainnya, yakni launching platform carbon offset, dan deklarasi Kemenparekraf dalam menurunkan carbon emisi di sektor pariwisata, dalam acara bertajuk Carbon FootPrint: Towards Climate Positive Tourism Throught Decarbonization dan Ecoutourism, di Bali pada Senin dan Selasa (6-7/6) lalu.

Adapun 5 destinasi pilot project itu yakni berada di Kampung Tembudan, Berau Kalimantan Timur; Plataran Menjangan, Bali; Pantai 3 warna di Malang, Jawa Timur; Pengelola bukit Peramun, Bangka Belitung; dan pengelola taman wisata mangrove klawalu, Sorong.

Noor Iman mengapresiasi, atas dipilihnya Tembudan menjadi pilot project dari Kemenparekraf itu. Dia menjelaskan, Tembudan terpilih karena berhasil menerapkan ekowisata berbasis low carbon. Selain itu, ada pertimbangan lain yang membuat Tembudan terpilih, yakni adanya rekomendasi dari stakeholder ekowisata serta pelaku dan industri pariwisata.

"Kemudian Tembudan dinilai telah mengelola kawasan mangrove dengan menerapkan ekowisata (berbasis sustanable), dan memiliki visitor management yang cukup baik," katanya, kemarin.

Menurutnya, program konservasi mangrove di kampungnya sudah lama dilakukan, dengan tujuan menjadikan kawasan mangrove seluas 3 ribu hektare itu menjadi destinasi ekowisata. Begitu juga dengan dilakukannya pelatihan penghitungan carbon, studi kelayakan yang dilakukan peserta bersama tim pendamping, turut menjadi salah satu faktor ditunjuknya Tembunda menjadi salah satu wilayah percontohan.

"Apalagi mangrove di Tembudan juga cukup luas serta masih sangat alami dan utuh, dibanding mangrove di berbagai kampung lainnya di Kabupaten Berau," ujarnya.

Terkait rencana kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadikan Tembudan pilot project carbon footprint, pihaknya sangat setuju. Meskipun belum ada komunikasi intens dilakukan dengan pihak kementerian.

Untuk menindaklanjuti program itu kata Noor Iman, pihak kementerian juga akan datang ke Kampung Tembudan. "Mungkin dalam waktu dekat tim pendampingnya akan datang. Dalam program itu, mereka punya tim pendamping sendiri," terangnya.

Adanya program itu, dirasa sangat penting, untuk kemajuan kampungnya. Begitu juga dalam menjaga kelangsungan ekosistem mangrove dari eksploitasi oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab.

Memang diakuinya, selama ini dalam menjaga mangrove di Tembudan, pihaknya membentuk suatu komunitas yang diberi nama Mangrove Comunity Centre (MCC). Yang mana, komunitas itu, bekerjasama dengan salah satu LSM yang bergerak di bidang konservasi.

"Mereka bertugas menjaga dan melakukan pengawasan secara berkala. Apalagi tahun ini, dalam menjaga mangrove di Tembudan, kami dapat fasilitas berupa perahu cepat, untuk mempermudah pengawasan mangrove," jelasnya.

Dirinya berharap, dengan adanya program pilot project tersebut, dapat berdampak positif bagi pengembangan mangrove Tembudan. Serta, visi membuat kampung ekowisata di Tembudan dapat terealisasi.

"Harapan kami seperti itu. Yang jelas, kami sangat setuju adanya program dari Kemenparekraf itu," pungkasnya. (hmd/har)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X