Estimasi 3 Hari, Selesai 2 Hari

- Senin, 20 Juni 2022 | 20:09 WIB
BISA DILINTASI: Jembatan penghubungan Kampung Sambakungan dan Samburakat telah selesai dikerjakan dan sudah bisa dilintasi masyarakat.
BISA DILINTASI: Jembatan penghubungan Kampung Sambakungan dan Samburakat telah selesai dikerjakan dan sudah bisa dilintasi masyarakat.

TANJUNG REDEB – Jembatan penghubung antara Kampung Sambakungan dan Samburakat yang sempat mengalami kerusakan, direspons cepat oleh manajemen PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma). Perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara tersebut, langsung menurunkan beberapa pekerja untuk melakukan perbaikan.

Sejak kemarin (19/6), jembatan tersebut telah selesai diperbaiki dan bisa dilintasi oleh masyarakat. Tentunya, hal ini disambut baik oleh masyarakat yang menggunakan jembatan tersebut. 

Menurut salah seorang pengendara, Yahya, dirinya setiap hari melalui jalur tersebut untuk ke Tanjung Redeb, karena dianggap lebih cepat. Sedangkan jika melalui jalur lama (jalan penghubung Sambakungan-Samburakat) tentu memakan waktu yang lebih lama.

“Terima kasih kepada PT Buma yang sudah turun ke lapangan dan melakukan perbaikan,” katanya.

Ia menurutkan, jembatan tersebut setiap harinya dilalui oleh kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Sehingga sempat mengganggu arus lalu-lintas saat jembatan mengalami kerusakan. Dirinya pun bersyukur, ada respons cepat dari PT Buma, sehingga kerusakan jembatan tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Sementara itu, Business Support Manager PT Buma, Sunardi Gunawan Rajagukguk, menjelaskan, estimasi perbaikan sebenarnya selama tiga hari. Namun setelah dua hari melakukan perbaikan yakni mulai Sabtu (18/6) hingga Minggu (19/6), jembatan baily di jalur Sambakungan-Samburakat, Kecamatan Gunung Tabur, kini bisa dilalui. Pelat lantai jembatan yang sebelumnya bolong dan berpotensi menyebabkan kecelakaan sudah diganti. Masyarakat pun kini bisa melintasi jembatan yang aksesnya sempat ditutup selama perbaikan tersebut.

Dijelaskannya, rehabilitasi lantai jembatan berupa penggantian pelat besi yang bolong dengan pelat baru, menggunakan pelat logam yang dipasang dengan teknik pengelasan. Dengan demikian, pelat tersebut tidak akan bergeser walaupun dilintasi kendaraan roda empat.

“Kita berikan yang terbaik untuk masyarakat,” jelasnya.

Dilanjutkannya, perbaikan jembatan merupakan wujud kehadiran perusahaan bagi masyarakat di sekitar lingkar tambang. Kondisi jembatan sebelum diperbaiki dinilai membahayakan pengendara. Buma lantas berinisiatif memperbaiki lantai jembatan sebelum terjadi kecelakaan, serta berkoordinasi dengan pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau. 

Jembatan baily yang diperbaiki Buma merupakan infrastruktur vital. Jembatan tersebut memperpendek waktu tempuh dua kampung di Gunung Tabur yaitu Sambakungan dan Samburakat. “Kami berharap, perbaikan jembatan makin memperlancar arus lalu-lintas warga sekitar. Kami memohon maaf apabila selama perbaikan dan penutupan akses jembatan ini, menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan,” terang SG Rajagukguk. 

Ia melanjutkan, BUMA tidak akan berhenti mengedepankan kepentingan masyarakat terutama warga di lingkar tambang. Perbaikan jembatan ini adalah satu dari sekian banyak langkah konkret yang sudah dilakukan perusahaan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab sosial.

“Tentunya, kami ingin kehadiran Buma di Berau bermanfaat bagi banyak orang, terutama warga Berau dan masyarakat di lingkar tambang,” tutup SG Rajagukguk. (***/hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X