Harga TBS Kembali Merosot

- Selasa, 21 Juni 2022 | 20:24 WIB
TURUN LAGI: Petani sawit mandiri mengeluhkan merosotnya harga TBS saat ini.
TURUN LAGI: Petani sawit mandiri mengeluhkan merosotnya harga TBS saat ini.

TANJUNG REDEB – Harga tandan buah segar (TBS) sawit bulan Juni kembali merosot disbanding harga TBS bulan Mei lalu. Merosotnya harga TBS diduga karena rendahnya harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit. 

Dijelaskan Kepala Dinas Perkebunan Berau Lita Handini, harga TBS pada Mei lalu masih mencapai Rp 3.354 per kilogram. Namun bulan ini turun menjadi Rp 2.818 per kilogramnya. Kondisi itu diakuinya, membuat para petani sawit mandiri mengeluh. 

Menurunnya harga CPO yang berimbas pada harga TBS, diduga karena adanya persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global. “Saat ini harga CPO berada di angka Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu. Pasarnya pun terbatas. Sehingga hal itu berimbas pada harga TBS petani,“ ujarnya kepada Berau Post kemarin (20/6).

Disebutnya, Indonesia sebagai produsen CPO terbesar dunia, baru-baru ini mengeluarkan kebijakan untuk mempercepat ekspor CPO, dengan menurunkan tarif retribusi maksimum menjadi US$ 200 dari US$ 375 yang akan berlaku hingga 31 Juli. Tapi hal itu dibarengi dengan menaikkan pajak ekspor pengiriman menjadi US$ 288 per ton. Secara keseluruhan, maka produsen harus membayar gabungan tarif retribusi dan pajak menjadi US$ 488 per ton, yang lebih rendah ketimbang kebijakan sebelumnya US$ 575 per ton.

“Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat kegiatan ekspor CPO agar dapat membantu pabrik-pabrik untuk mengosongkan tangki penyimpanannya,“ tuturnya.

Sayangnya, harga minyak saingan seperti minyak kedelai dan minyak mentah yang turun, akan mengurangi permintaan pada CPO. Ditambah produsen utama CPO Indonesia telah mempercepat kebijakan ekspor dan melonggarkan kebijakannya.

Artinya, produsen CPO akan mulai mengekspor CPO lebih banyak dan suplai akan bertambah, tapi permintaan terhadap CPO akan berkurang. “Sehingga hal itu mengurangi permintaan dan harga CPO pun menjadi turun,“ bebernya.

Kendati demikian, kembali ditegaskan Lita, penetapan harga tersebut tidak dilakukan asal-asalan. Tapi  ada rumusan yang harus diperhitungkan. “Salah satunya harga jual CPO bulan sebelumnya,“ pungkasnya. (hmd/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X