TANJUNG REDEB - Rombongan wisatawan asal Kota Balikpapan yang terdiri dari 8 orang hendak ke Pulau Derawan harus menunda liburan mereka, setelah dua orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Hal itu diakui salah satu wisatawan yang hendak namanya disebutkan.
Dijelaskannya, setiba di Bumi Batiwakkal via jalur darat salah satu dari rombongan merasa tidak enak badan atau demam. Wisatawan tersebut pun berinisiatif melakukan tes antigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rifai, kemarin (26/6). "Berdasarkan informasi yang saya ketahui, surat tesnya hasilnya positif," ujar bebernya.
Dari hasil pemeriksaan itu, keduanya yang merupakan pasangan suami istri itu hanya dianjurkan untuk melaksanakan isolasi mandiri (Isoman) di salah satu hotel yang ada di Kecamatan Tanjung Redeb.
Sementara, Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Berau, Nofian Hidayat, mengaku berdasarkan hasil koordinasinya dengan tim survailent membenarkan informasi tersebut.
"Setelah saya cek ke tim survailent, bahwa mereka sudah berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Betul itu memang infonya," kata Nofian melalui pesan WhatsApp yang diteruskan dari tim survailent.
Dengan adanya situasi tersebut, Nofian kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat apabila kurang enak badan agar menghindari aktivitas di luar ruangan dan memilih beristirahat di rumah.
Apabila mendesak keluar rumah diimbaunya untuk selalu menggunakan masker, hindari kerumunan, lalu sesegara kembali ke rumah.
"Seluruh lapisan masyarakat agar jangan lengah. Apabila menemui orang yang bergejala, agar menghindari kontak erat dan selalu menerapkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) secara individu," imbaunya.
Terpisah, Direktur RSUD dr Abdul Rivai, dr Jusram menjelaskan, karena hanya bergejala ringan sehingga pasien tersebut hanya disarankan untuk melakukan isoman. “Bila isoman akan menjadi pantauan Dinas Kesehatan,” sebutnya.
Adapun Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau Totoh Hermanto, menjelaskan, dengan adanya situasi tersebut tentu pihaknya perlu berkoordinasi dengan satgas. Timnya pun akan menindaklanjuti dengan melacak rombongan pelaku perjalanan tersebut.
"Itu dilakukan supaya yang bersangkutan tetap menjalani isoman. Nanti kita koordiansi dengan satgas, langkah apa yang mesti kita lakukan. Apakah itu harus mengaktifkan kembali penjagaan, dengan men-tracking di tempat masuk seperti bandara dan perbatasan," tegas Totoh.
Karena jika memang mengharuskan kembali diterapkannya penjagaan tentu dibutuhkan anggaran. Maka itu pihaknya harus juga berkoordinasi dengan pimpinan daerah dalam hal ini bupati Berau.
"Yang perlu dilakukan juga adalah edukasi dan sosialiasi kepada masyarakat. Selain itu pencegahan bisa juga dilakukan melalui vaksinasi. Sementara ini sambil berjalan, kita akan evaluasi dan monitoring," tutupnya. (mar/sam)