Jaringan Air Minum Diperluas

- Selasa, 12 Juli 2022 | 22:31 WIB
BAKAL DIPERLUAS: Wilayah Rinding Kecamatan Teluk Bayur juga menjadi salah satu rencana dari DPUPR Berau dalam perluasan jaringan air minum namun dalam skala kecil.
BAKAL DIPERLUAS: Wilayah Rinding Kecamatan Teluk Bayur juga menjadi salah satu rencana dari DPUPR Berau dalam perluasan jaringan air minum namun dalam skala kecil.

TANJUNG REDEB - Tahun 2022 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Berau rencanakan perluasan jaringan instalasi pengolahan air minum (IPA), dan pengadaan sanitasi di berbagai wilayah di Kabupaten Berau, biayanya senilai Rp 16 miliar.

Kepala Bidang, Pengolahan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Radite Hari Soeryo, mengatakan, tahun ini akan dilakukan beberapa perluasan jaringan diantaranya di Kampung Long Beliuh di Kecamatan Kelay, Long Laai di Kecamatan Segah.

Ada juga perluasan jaringan di Kampung Gurimbang Kecamatan Sambaliung, di Kampung Batu Putih Kecamatan Batu Putih, dan perluasan jaringan di IPA Bidukbiduk Kampung Bidukbiduk. Ada juga di Rinding Kecamatan Teluk Bayur.

"Yang terbesar di wilayah Batu Putih, nilai kebutuhan anggarannya kalau tidak salah Rp 5 atau Rp 6 miliar," ujarnya, kemarin (11/7).

Dijelaskannya, anggaran sebanyak Rp 16 miliar itu tidak sepenuhnya untuk perluasan jaringan. Pasalnya kata dia, kurang lebih Rp 6 miliar dari anggaran itu akan digunakan untuk program sanitasi berbasis masyarakat.

Memang anggaran tersebut diakuinya belum cukup jika harus melindungi air bersih di seluruh wilayah Kabupaten Berau. Sebab untuk pemenuhan air bersih, pihaknya juga tengah memprogramkan pemenuhan sanitasi dalam rangka mengurangi stunting.

"Sedangkan untuk peningkatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas) sampai ke tahap pengolahan di satu kampung, seperti Tabalar Muara dan Muara Lesan misalnya. Itu butuh dana sekitar Rp 3 miliar lebih," bebernya.

Itu pun kata Radite hanya pengolahan saja, dan pipa baru tersambung sebagian dari target. Karena menurutnya jika ingin maksimal, kebutuhan anggaran minimal Rp 4 miliar sampai Rp 6 miliar per kampung. Tentu anggaran Rp 10 miliar tidak akan cukup.

"Sementara banyak kampung yang butuh perluasan jaringan. Tapi meski begitu tetap harus kami maksimalkan," tegasnya.

Adapun kendala yang dialami dalam melakukan perluasan jaringan yakni jarak antarrumah yang cukup jauh. Kondisi ini yang menurut dia memakan biaya cukup besar. Berbeda dengan rumah yang padat, dan berdekatan.

"Bahkan ada jarak rumah dari satu dengan rumah lain berjarak 50 meter. Itu sudah menggunakan banyak pipa, dan biayanya juga cukup mahal. Yang jelas kami akan upayakan optimal," bebernya.

Selain perluasan jaringan, pihaknya juga tengah menggalakkan program sanitasi berupa pengadaan septic tank di beberapa wilayah yang dilakukan secara swakelola. Program itu dilakukan dalam mendukung penyehatan lingkungan guna menekan meningkatnya angka stunting di Kabupaten Berau.

"Selain itu, ada juga beberapa perbaikan septic communal yang beberapa kurang baik di sejumlah wilayah," katanya.

"Secara persis wilayahnya saya lupa. Yang jelas, anggaran untuk program sanitasi ini berkisar kurang lebih Rp 6 miliar," sambungnya. (mar/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X