Harga Cabai ‘Masih’ Pedas

- Sabtu, 23 Juli 2022 | 20:33 WIB
BIKIN MENJERIT: Sejumlah masih dibuat ‘menjerit’ dengan harga kebutuhan dapur, sebab beberapa di antaranya masih cukup mahal.
BIKIN MENJERIT: Sejumlah masih dibuat ‘menjerit’ dengan harga kebutuhan dapur, sebab beberapa di antaranya masih cukup mahal.

TANJUNG REDEB – Hingga kini satu per satu harga kebutuhan dapur terus merangkang naik, kondisi ini tentu dikeluhkan masyarakat. Salah satunya diutarakan salah seorang warga Kecamatan Tanjung Redeb, Anita.

Salah satunya yang saat ini harganya cukup mahal yakni cabai, di mana pekan lalu sudah seharga Rp 110 ribu per kilogramnya, kini menjadi Rp 120 ribu per kilogram.

Kondisi ini tentu membuat dirinya sulit untuk tidak mengeluh. “Harus bisa hemat-hemat, tetapi yang naik ini juga adalah kebutuhan dapur yang memang setiap hari dimakan,” katanya, kemarin (22/7).

Berbeda dari cabai, harga ayam broiler saat ini menurut salah seorang pedagang Manika, justru alami penurunan. Di mana sebelumnya sempat di harga Rp 35 ribu hingga Rp 38 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 32 ribu saja.

Menurutnya penurunan harga tersebut terjadi karena memang saat ini ayam sudah mudah dicari. “Kita hanya mengikuti dari harga beli. Jika naik harganya, maka kami juga pasti menaikan harga, jika harganya turun maka kita juga akan jual ke masyarakat turun,” katanya.

Mengetahui hal itu, Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk bisa melakukan kunjungan ke pasar, hingga melakukan penelusuran mengapa harga sejumlah kebutuhan dapur mengalami lonjakan harga.

Termasuk Sari –sapaan akrabnya- juga meminta agar apa yang menjadi keluhan masyarakat seharusnya ada respons cepat dari instanasi terkait.

“Sudah seharunya kita sigap jika ada keluhan dari masyarakat, karena kita di legeslatif ataupun eksekutif itu bisa memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat,” sebutnya.

Sementara Kepala Diskoperindag Berau, Salim, justru menyebut saat ini harga kebutuhan pokok masyarakat stabil, tekecuali barang yang didapat dari luar daerah seperti cabai.

“Harga cabai itu tergantung dari musim, saat ini harganya tinggi akibat banyak dari luar daerah juga memberikan harga yang tinggi akibat gagal panen. Tapi jika sudah banyak lagi hasil panennya, maka nanti harganya akan stabil,” sebutnya.

Ia juga menambahkan, jika terjadi kenaikan harga yang tidak masuk akal nantinya asosiasi pedagang yang ada di Pasar SAD akan berkoordinasi bersama Diskoperindag Berau untuk mencari solusi seperti apa mengatasinya.

“Mungkin ada kenaikan harga Rp 1.000 itu masih batas wajar. Kalau cabai memang kita juga tidak bisa berbuat banyak,” tandasnya (aky/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X