Tanamkan Paradigma Sehat pada Masyarakat

- Sabtu, 30 Juli 2022 | 21:05 WIB
KESEHATAN MASYARAKAT: Bupati Berau Sri Juniarsih didampingi Asisten I Setkab Berau Hendratno, menghadiri yudisium mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Tahap Sarjana Terapan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kaltim Tahun Akademik 2021/2022, kemarin (29/7).
KESEHATAN MASYARAKAT: Bupati Berau Sri Juniarsih didampingi Asisten I Setkab Berau Hendratno, menghadiri yudisium mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Tahap Sarjana Terapan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kaltim Tahun Akademik 2021/2022, kemarin (29/7).

TANJUNG REDEB - Profesi perawat dituntut untuk selalu mengembangkan kualitas diri dan kompetensinya. Mengingat, semakin hari kasus-kasus kesehatan di masyarakat semakin beragam dan rumit. 

Maka itu, Bupati Berau Sri Juniarsih meminta agar peningkatan kapasitas tenaga perawat harus terus dilakukan, guna mengantisipasi berbagai kasus kesehatan di kemudian hari, sembari terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien dan keluarga. 

"Selain itu, perawat juga harus mampu mengikuti perkembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan terus belajar," ujar Juniarsih, saat menghadiri yudisium mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Ners Tahap Sarjana Terapan Keperawatan, Jurusan Keperawatan pada Politeknik Kesehatan Kaltim Tahun Akademik 2021/2022, kemarin (29/7). 

Lanjut disebutkannya, terus belajar dalam artian, misalnya menemukan langkah yang tepat untuk menekan tingginya angka kematian ibu dan bayi, sosialisasi keluarga sadar gizi, pencegahan stunting, demam berdarah, hingga langkah-langkah preventif untuk mencegah terpaparnya masyarakat Berau dari suatu penyakit kronis. Untuk itu, dia pun berharap agar perawat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan langkah promotif dan preventif, dalam rangka memberdayakan masyarakat menuju masyarakat sehat dan mandiri. 

"Perawat harus menjadi inisiator perubahan, dengan menanamkan paradigma sehat pada masyarakat bahwa penyakit bisa dicegah dan dihindari," terangnya. 

"Sebab, jika kita hanya mengandalkan upaya kuratif dan penanganan penyakit saja, maka angka kasus penyakit pada masyarakat akan semakin tinggi," sambungnya. 

Namun yang tidak kalah pentingnya, menurut Sri Juniarsih, seorang perawat harus berupaya melayani pasien dengan ramah, tulus, ikhlas, dan suasana hati yang baik. Melayani orang sakit tentu tidak elok jika sambil marah-marah. Ketika pasien dilayani dengan ramah, pasien akan merasa nyaman menjalani perawatan, yang bisa jadi berdampak pada proses kesembuhannya. 

"Dan sekalipun senyum Anda tidak terlihat dari balik masker, sebisa mungkin tetaplah tersenyum. Ingatlah, senyum adalah ibadah," tuturnya. 

Diterangkannya, perawat merupakan profesi strategis di Indonesia, dalam membantu pemerintah memberikan akses mutu layanan kesehatan. Karenanya, diharapkan sinergitas yang solid antara perawat dengan pemerintah. Kendati demikian, keberadaan Poltekkes Kementerian Kesehatan Kaltim diharapkan juga dapat mengambil peran sebagai katalisator percepatan pencapaian misi Kalimantan Timur, yang berkenaan dengan sektor kesehatan masyarakat melalui penyediaan tenaga sarjana kesehatan masyarakat yang berkualitas dan berkapabilitas.

"Era otonomi daerah yang saat ini tengah kita jalani memerlukan insan-insan yang bermutu, sebagai pejuang dan pelopor pembangunan yang akan membawa daerah ini ke arah yang lebih baik," jelasnya. 

Sebagaimana diketahui, kata Sri Juniarsih, kesehatan merupakan aspek paling mendasar dari segala aspek kehidupan yang ada. Untuk itu, dunia kesehatan kiranya tidak direduksi sebatas penyembuhan orang sakit, namun juga upaya pencegahan sebelum datangnya penyakit. 

Pada kesempatan itu, Sri Juniarsih juga  menyampaikan bahwa Pemkab Berau berkomitmen kuat untuk bisa berupaya menurunkan angka stunting. Bahkan mengimbau untuk dilakukan edukasi kepada masyarakat dengan melibatkan setiap stakeholder. Menurutnya, pencegahan stunting itu sendiri harus dimulai kepada ibu dari 3 bulan sebelum menikah dengan mengonsumsi vitamin A. Bahkan, terus berlanjut hingga saat hamil dan setelah bayi lahir.

“Terutama masyarakat yang memiliki balita untuk memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi tersebut. Di masa 2 tahun sang balita wajib untuk ASI," katanya. 

"Kemudian, saat di atas dua tahun, harus sudah mulai diperhatikan makanan tambahan yang bergizi serta pemberian vitamin, supaya mereka tumbuh kembang, baik secara organ tubuh hingga pertumbuhan otak yang bisa termaksimalkan,” tutupnya. (mar/adv/udi)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Wabup Berau Minta Kampung Perbanyak Event UMKM

Jumat, 19 April 2024 | 12:54 WIB

Dermaga Pulau Derawan Layani Kargo dan Wisatawan

Jumat, 19 April 2024 | 12:47 WIB

Sekkab Minta ASN Pemkab Kukar Fokus Bekerja

Jumat, 19 April 2024 | 10:15 WIB

Pj Bupati Makmur Marbun Resmikan Pasar Riko

Kamis, 18 April 2024 | 14:59 WIB
X