TANJUNG REDEB – Pagelaran Berau Fashion Week (BFW) beberapa waktu lalu menuai pro dan kontra dari masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir ikut angkat bicara.
Menurutnya, pagelaran ini selain mengenalkan Berau secara luas dan gratis, juga menjadi wadah bagi para kaula muda untuk menyalurkan hobi mereka di dunia modelling. Sehingga hal itu wajar jika ada yang pro dan kontra. Namun ia mengaku selalu mengambil sisi positif dari permasalahan ini. “Kita positif thinking saja,” ujarnya, Senin (1/8).
Ia mengatakan, pagelaran BFW ini jika dianggap mengumbar aurat, tentu salah besar. Pasalnya, pakaian yang ditampilkan adalah baju muslim dan juga baju khas adat. Sehingga salah sasaran jika dianggap sebagai ajang mengumbar aurat.
“Tidak ada, yang kami tampilkan adalah baju adat dan muslim,” katanya.
Lanjut Samsiah, kegiatan ini tujuan utamanya mengenalkan Berau secara umum. Dengan viralnya kegiatan ini, diharapkan banyak wisatawan yang datang atau berkunjung ke Berau. Sekaligus untuk mengenalkan baju adat yang ada di Berau. Sehingga wawasan masyarakat juga semakin luas.
“Di sini juga kita belajar, lebih mengenal Berau,” ungkapnya.
Lebih lanjut, BFW ini sebagai wadah bagi para model untuk mengekspresikan diri mereka. Di sisi lain, para UMKM kelas bawah juga terbantu, dengan banyaknya penonton yang hadir dan membeli jajanan mereka.