Berlabel Inklusi, tapi ‘Belum’ Inklusi

- Sabtu, 6 Agustus 2022 | 20:52 WIB
SEKOLAH INKLUSI: Wakil Bupati Gamalis saat meninjau kondisi SD 001 Gunung Tabur, kemarin.
SEKOLAH INKLUSI: Wakil Bupati Gamalis saat meninjau kondisi SD 001 Gunung Tabur, kemarin.

TANJUNG REDEB – Menerima keluhan dari salah satu orangtua murid, wakil bupati Berau Gamalis, langsung melakukan kunjungan ke SD 001 Gunung Tabur, sekitar pukul 09.15 Wita, Jumat (5/8). 

Gamalis yang diterima Kepala SD 001 Gunung Tabur Eli Sutrisnaniati, mengaku menerima informasi mengenai minimnya fasilitas pendukung pembelajaran di SD tersebut. Sebab SD yang berada di Jalan Padat Karya Gunung Tabur itu, merupakan satu-satunya SD inklusi di Kecamatan Gunung Tabur. Namun, mendapat label inklusi sejak 2017 silam, hingga kini SD tersebut belum memiliki ruang khusus untuk penanganan anak-anak berkebutuhan khusus.  

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, menginstruksikan pemerintah untuk menyediakan fasilitas pendukung kegiatan belajar-mengajar di sekolah reguler. Baik penyediaan guru dan ruangan khusus pendukung sekolah inklusi. 

Kepada wakil bupati (wabup), Kepala SD 001 Gunung Tabur Eli Sutrisnaniati menyebutkan, saat ini sudah ada 18 anak berkebutuhan khusus yang tercatat sebagai murid di sekolah tersebut. Namun jumlah tersebut belum termasuk murid yang duduk di kelas 1. “Tapi dari pengamatan sepertinya ada tambahan dua di kelas 1. Karena kami tidak menyatakan anak-anak itu berkebutuhan khusus, harus melalui asesmen dulu oleh pesikolog,” ujarnya saat memaparkan kondisi sekolah kepada wabup. 

Dari puluhan murid berkebutuhan khusus, SD 001 Gunung Tabur hanya memiliki 2 guru khusus untuk menangani anak-anak inklusi. Itupun hanya satu guru yang benar-benar berlatarbelakang pendidikan inklusi. “Itu juga baru tahun ajaran baru ini masuk. Sebelumnya hanya ditangani satu guru khusus saja, yang sebenarnya adalah guru PAUD yang sudah diberikan pelatihan saja,” ujarnya. 

Jumlah guru khusus tersebut diakuinya masih sangat kurang. Sebab idealnya, satu guru khusus menangani lima anak berkebutuhan khusus. Sehingga diharapkannya, melalui kunjungan wabup yang membawa tim Disdik Berau, kebutuhan akan tambahan guru khusus bisa diprioritaskan. “Kalau bisa dapat tambahan dua guru, kami sangat bersyukur. Karena kalau kondisi anaknya hiperaktif, satu guru bisa fokus mengajar satu anak itu saja,” ungkap dia.

Selaian kekurangan guru khusus, di sekolah tersebut juga belum memiliki ruang khusus inklusi. Selama ini, pihak sekolah hanya memaksimalkan bangunan musala yang sekaligus difungsikan sebagai ruang inklusi. “Makanya kami sangat mengharapkan dibangunkan ruang belajar khusus juga,” katanya.

Upaya tersebut sudah dilakukan dengan mengirimkan proposal ke Dinas Pendidikan (Disdik) Berau. Agar kekurangan fasilitas sekolah untuk memenuhi standar inklusi bisa terpenuhi. Selain itu, dengan jumlah 366 murid, Eli juga menyebut jumlah toilet di sekolahnya sangat terbatas. Karena hanya ada 2 toilet untuk murid dan 2 toilet khusus guru di sekolah tersebut. “Jadi toilet guru juga kita maksimalkan untuk murid. Itu pun masih kurang juga,” ungkapnya.

Untuk kelas reguler, diakuinya juga butuh tambahan. Sebab dengan jumlah ratusan murid, saat ini satu kelas harus menampung rata-rata 33 murid. Padahal idealnya, satu kelas maksimal 28 murid. “Apalagi tiap tahun jumlah murid yang mendaftar terus bertambah,” ungkapnya. 

Mendengar keluhan tersebut, wabup Gamalis yang mengajak Kepala Seksi (Kasi) Sarana dan Prasarana serta Kasi Kelembagaan Disdik Berau, mengupayakan pemenuhan kebutuhan fasilitas di sekolah tersebut. "Terutama dalam penyediaan ruang belajar, tenaga pendidik, hingga sarana dan prasarana pendukung lainnya di sekolah," terang Gamalis. 

"Terlebih, anak kita yang berkebutuhan khusus hari ini (di SD 001 Gunung Tabur) membutuhkan tenaga pengajar. Karena saat ini hanya ada dua pengajar," sambungnya.

Dari pengamatannya, selain kebutuhan-kebutuhan tersebut, kondisi sanitasi di sekolah tersebut juga kurang baik. “Makanya, langkah jangka pendek yang bisa dilakukan adalah membangun toilet baru,” katanya.

Nantinya, ujar Gamalis, Pemkab Berau akan terus meningkatkan perhatian untuk pengembangan pendidikan di Berau, bukan untuk sekolah di Gunung Tabur saja. "Pemkab melalui Disdik akan terus memberikan porsi dan perhatian khusus untuk dunia pendidikan di Bumi Batiwakkal," jelasnya. 

Di tempat yang sama, Kasi Sarana dan Prasarana Disdik Berau Pandu Wirakarya menambahkan, pihaknya mendukung dan akan menindaklanjuti apa yang menjadi kebutuhan SD 001 Gunung Tabur. Secara bertahap, apa yang menjadi kebutuhan sekolah akan dipenuhi. "Melihat langsung kondisi di sekolah, kendalanya pada lahan sekolah yang tidak cukup untuk membangun ruang kelas baru. Sehingga rencananya akan dibangun (ruang kelas) bertingkat," jelas Pandu. 

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X