Kesehatan Gigi, Stunting dan Kesejahteraan Masyarakat

- Selasa, 9 Agustus 2022 | 11:24 WIB
drg.Rustan Ambo Asse Sp.Pros
drg.Rustan Ambo Asse Sp.Pros

DALAM buku  Prosthodontic Treatment For Edentulous Patiensts edisi 10 Boucher dan kawan-kawan mengemukakan dengan gambalang bahwa komponen utama dari pengunyahan (Oklusi ) gigi manusia adalah : (1) gigi geligi; (2) Sistem Neuromuskular, dan (3) Struktur Kraniofasial.  Sistem Pengunyahan sesuatu yang inheren dalam diri manusia, dengan sistem pengunyahan yang baik manusia sejak bayi  dapat mengalami tumbuh kembang baik secara fisik maupun secara psikologis.

Gigi geligi adalah bagian penting dalam sistem pengunyahan. Gigi geligi susu  pertama tumbuh di rahang seorang anak berusia 7 atau 8 bulan  sesungguhnya adalah pertanda bahwa perlahan makanan lunak boleh diberikan kepadanya. Fase gigi susu menuju fase gigi bercampur hingga tumbuh gigi tetap menggantikan susu sejatinya adalah sebuah proses yang bersinergis dengan kebutuhan seseorang tentang kebutuhan intake gizi, bentuk wajah dan pertumbuhan dan perkembangan seseorang pada umumnya.

Sistem neuromuskuler melibatkan sistem persayarafan yang bermuara kepada keseimbangan sistem kerja tubuh manusia. Dalam konteks pertumbuhan gigi dalam kaitanya dengan sistem pengunyahan gigi geligi memiliki jaringan ikat yang membungkus gigi ( jaringan periodontal) yang berfungsi membawa sensasi rasa ketika seseorang mengunyah makanan atau minuman, seseorang yang kehilangan gigi resikonya akan kehilangan rasa sensasi ini yang berakibat mengganggu proses pengunyahan dan pencernaan makanan. Beberapa masyarakat ilmiah kedokteran gigi sudah sering mendiskusikan bahwa terdapat penelitian mutakhir yang menggambarkan adanya korelasi positif kehilangan gigi dengan potensi seseorang untuk menjadi pelupa (pikun).

Struktur Kraniofasial yang melibatkan otot-otot wajah dan struktur tulang yang melingkupinya merupakan suatu kesatuan yang tumbuh menyesuaikan dengan struktur lainya seperti gigi geligi, tulang wajah, jumlah gigi dan besarnya rahang sehingga proporsionalitas secara anatomis melahirkan fungsi yang terbatas sesuai kebutuhan seseorang. Keseimbangan 3 aspek yaitu gigi geligi, sistem neuromuscular dan sistem kraniofasial menciptakan keharmonisan fungsi gigi dan mulut yaitu adanya sistem pengunyahan yang berfungsi dengan baik, produksi suara yang bagus serta penampilan (estetik) yang terpenuhi.

Tuhan Yang Maha Pencipta, Allah S.W.T telah menciptakan segala sesuatunya dengan sangat terukur dan memiliki tujuan tertentu.  Struktur Gigi geligi diciptakan dalam mulut kita  sedemikian indah memiliki makna filosofis dan tujuan tertentu. Gigi geligi diciptakan bervariasi bentuk , gigi belakang diciptakan dengan struktur yang besar dengan tonjol-tonjol tertentu, memiliki akar gigi dua pada rahang bawah dan tiga akar gigi pada gigi belakang rahang atas tentu tujuanya karena tugas dari gigi geraham ( gigi belakang ) yang cukup berat yaitu mengunyah dan menghaluskan makanan.

Gigi geligi bagian depan diciptakan seramping mungkin dengan bentuk tertentu, karena tugasnya hanya memotong makanan dan mengarahkan makanan tersebut ke gigi belakang untuk selanjutnya dihaluskan sebelum ditelan. Anatomi gigi yang variatif tersebut membentuk suatu kesatuan yang utuh dengan jaringan lunak dalam mulut seperti pipi, lidah, uvula sehingga menciptakan suara merdu atau suara normal yang enak didengar. Seseorang yang kehilangan gigi geligi akan berdampak kepada produksi suara ( fonetik) yang tidak normal.  Seseorang yang lahir dengan celah langit-langit dan atau bibir sumbing seyogyanya segera dilakukan operasi untuk membentuk anatomi yang normal dalam sistem stomatognasinya, agar produksi suara dan pengunyahannya menjadi baik. Struktur anatomi tubuh yang normal meniscayakan fungsi yang akan baik secara fisiologis.

Aspek terakhir yang tidak kalah pentingnya untuk kita renungkan adalah penampilan atau estetika yang terbentuk dengan adanya gigi geligi manusia yang variatif tersebut. Kita dapat membayangkan betapa tidak estetiknya ketika misalnya gigi belakang yang struktur besar tumbuh di rahang bagian depan, atau gigi depan yang kecil dan ramping tumbuh di rahang belakang, maka akan menimbulkan proses pengunyahan atau menghaluskan makanan yang tidak efektif.

Kehilangan satu saja gigi bagi manusia sejatinya menimbulkan akibat yang buruk bagi sistem pengunyahan. Kehilangan satu gigi akan mengakibatkan gigi geligi tetangganya akan bergeser ke arah yang kosong atau gigi tersebut menjadi miring dan gigi lawan atau gigitanya kan bergeser ke atas atau ke bawah sehingga berdampak kepada perubahan susunan gigi geligi dalam mulut. Perubahan susunan gigi geligi tersebut memiliki konsekwensi perubahan anatomi susunan gigi dan mengakibatkan perubahan fungsi ( fisiologis ) yang jika tidak dirawat dengan benar boleh jadi akan menjadi penyebab terjadinya perubahan patologis ( adanya suatu penyakit tertentu).

Tiga fungsi Gigi geligi dan Mulut mesti menjadi perhatian khusus dari kita semua yaitu : 1. Fungsi Pengunyahan, 2. Fungsi Berbicara . dan 3. Fungsi Penampilan . Ketiga hal tersebut adalah suatu kesatuan yang menjadi aset setiap orang untuk menjaga kesehatan umumnya. Pemeriksaan yang sering kita lakukan pada anak pra sekolah dan sekolah kerap menghasilkan data yang membuat kita miris. Kesehatan gigi anak-anak sekolah yang ditemukan karies (gigi berlubang), gusi bengkak sehingga tidak dapat mengunyah makanan dengan baik yang pada akhirnya mengakibatkan asupan gizi yang tidak memadai yang pada akhirnya berdampak gizi buruk, kepada kualitas belajar dan kaulitas hidupnya yang lain.

Usia Harapan hidup masyarakat Indonesia dapat didorong menjadi lebih baik. Dan salah satu yang terpenting adalah kesehatan gigi dan mulut yang tetap terjaga. Kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat lebih produktif dan terjamin kesejahteraanya.

Kesejahteraan Masyarakat Indonesia mesti dipandang secara komprehensif, terintegrasi dan terencana. Aspek Kesehatan gigi dan mulut sampai saat ini belum menjadi prioritas bagi pemerintah sehingga tidak hanya dalam aspek kesehatan pada umumnya, kesehatan gigi dan mulut juga masih kerap berada dalam lingkup penyakit infeksi, hal ini diperparah dengan preventif dan promotif kesehatan gigi dan mulut belum menjadi program khusus pemerintah.(*/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau, Pakaian Adat Bakal Diwajibkan di Sekolah

Sabtu, 20 April 2024 | 17:45 WIB

Wartawan Senior Kubar Berpulang

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

“Kado” untuk Gubernur dan Wagub Mendatang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:45 WIB

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB
X