TPA Bujangga Siaga Darurat

- Rabu, 24 Agustus 2022 | 15:04 WIB
AKAN DITANGANI: TPA Bujangga terus mendapat penanganan oleh DLHK Berau. Rencananya di sana akan dibuatkan lubang darurat di belakang tempat penampungan sampah untuk mengatasi persoalan sampah.
AKAN DITANGANI: TPA Bujangga terus mendapat penanganan oleh DLHK Berau. Rencananya di sana akan dibuatkan lubang darurat di belakang tempat penampungan sampah untuk mengatasi persoalan sampah.

TANJUNG REDEB - Persoalan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kabupaten Berau terus mendapat perhatian oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau.

Dikatakan Kepala DLHK Berau Mustakim Suharjana, di Berau sendiri ada tiga TPA. Yakni Bujangga, Tanjung Batu, dan Talisayan. Diakuinya, fasilitas memang belum lengkap terutama untuk daerah wilayah pesisir laut. Untuk Tanjung Redeb sendiri, perlahan diperbaiki. Sementara fasilitas ada yang sebagian rusak, sedang dalam proses pengadaan.

“Khusus TPA Bujangga sudah siaga darurat, kita gotong-royong dengan pihak ketiga untuk menangani permasalahan yang ada,” ujarnya, kemarin (23/8).

Terutama untuk membuat lubang darurat di belakang tempat penampungan sampah, dengan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan swasta.

“Dan alhamdulillah untuk penanganan, progresnya sekarang ini paling tidak kalau hujan tidak tercium bau. Tapi sekarang ini sistemnya pendamping,” sebutnya.

Untuk Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Talisayan, disebutnya butuh alat angkutan dumb truck. Sementara ini diakuinya masih pinjam pakai, di-drop dari Tanjung Redeb untuk dipinjamkan satu unit. Nanti khusus di daerah laut wilayah pesisir, ada pengadaan dumb truck dua unit, untuk ditempatkan di Tanjung Batu dan Talisayan.

“Sementara masih dalam proses pengadaan,” katanya.

Ke depan pihaknya juga akan pelan-pelan benahi TPST Talisayan. Karena selama ini dinilai kalau masuk Talisayan disambut dengan sampah yang berceceran.

Tetapi setelah ditangani oleh pihaknya, sampah tidak lagi kelihatan. Hanya saja ada problem, jalan masuknya masih jalan tanah, sehingga tahun ini pun akan dilakukan pengecoran dengan anggaran pokir DPRD untuk  jalan masuk sekira 50 meter.

“Belakangnya itu langsung jurang, jadi bisa langsung untuk buang sampah. Jadi yang perlu kita anggarkan itu biaya untuk dorong sampah ke jurang itu,” jelasnya.

Karena menurutnya, jika pengadaan alat kemudian mengalami kerusakan tentu menjadi permasalahan baru. Jadi setahun dua kali lebih baik untuk mendorong sampah ke jurang. “Jadi sistemnya masih open damping. Sampah di dorong timbun,” katanya.

Sedangkan di Tanjung Batu sendiri, saat ini juga masih dalam proses penanganan. Ke depan pun harus dipindah. Karena setelah dilakukan peninjauan ke sana, ternyata masuk area mangrove, jadi sebaiknya tidak boleh. Karena sudah terlanjur dipakai, pihaknya pun berusaha untuk memproses pemindahan.

“Kita kerja sama dengan pihak swasta di sekitar wilayah itu dan mereka siap membantu dua unit alat berat. Nanti dua minggu lagi kita cek progresnya. Karena alatnya masih dipakai. Kita tangani dengan digali dan timbun dalam dua minggu ke depan,” bebernya.

“Nanti kalau sudah datang akan kami serahkan ke UPT Talisayan, agar menjadi aset di sana. Selama ini di sana alat angkatan itu ada dua, yang satu punya desa, satunya lagi alat kita,” tutupnya. (mar/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB

Lahan Terbakar, Asap Mengepul Belasan Jam

Rabu, 17 April 2024 | 14:00 WIB

Pom Mini di Balikpapan Mulai Ditertibkan

Rabu, 17 April 2024 | 11:00 WIB

Arus Balik Lewat Laut di Samarinda Menurun

Selasa, 16 April 2024 | 18:07 WIB

Drainase di Jalan Juanda Dikerjakan Bertahap

Selasa, 16 April 2024 | 18:00 WIB
X